REPUBLIKA.CO.ID, SHENZHEN -- Lebih dari 5.000 petugas pertolongan dengan lebih dari 700 ekskavator dan buldozer masih mencari tanda kehidupan di bawah reruntuhan, setelah tanah longsor pada Ahad (20/12) di satu taman industri di Shenzhen, Cina Selatan.
Jumlah korban yang belum ditemukan sekarang berjumlah 75 sejak seorang penyintas diselamatkan pada Rabu (23/12) lalu. Empat mayat juga telah ditemukan. Dua dari 17 orang yang cedera telah diperkenankan pulang dari rumah sakit.
Zhu Tingfeng, Wakil Sekretaris Pemerintah Kota Praja, mengatakan dalam satu taklimat pada Kamis (24/12) bahwa mereka telah mengadakan kontak dengan keluarga dari 59 orang yang hilang. Tanah longsor juga telah mempengaruhi lebih dari 4.600 pekerja di 90 pabrik dan bengkel, termasuk 34 pabrik yang terkubur atau rusak oleh lumpur dan limbah.
Tian Zeming, penyintas yang dikeluarkan dalam keadaan hidup dari timbunan tanah pada Rabu (23/12), lebih dari 60 jam setelah terkubur, pada Kamis (24/12) sore bertemu dengan ayahnya untuk pertama kali sejak tanah longsor. Tian sekarang berada dalam kondisi stabil.
"Saya mau menyampaikan terima kasih kepada petugas pertolongan," kata ayah Tian, sebagaimana dikutip Xinhua.
Pada Ahad (20/12), gundukan limbah bangunan ambruk di Taman Industri Hengtaiyu di Kabupaten Guangming Baru, sehingga menimbun satu daerah seluas 380.000 meter persegi dan mengubur atau merusak 33 bangunan.