REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Selama 2015 PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) melakukan efisiensi, di antaranya dengan melakukan spin off atau pemisahan SBU (Sub Bisnis Unit) perkapalan yang selama ini mengelola armada kapal angkutan pupuk.
“PT Pusri telah melakukan spin off SBU Perkapalan yang kini dikelola PT Pupuk Indonesia Logistik. Seluruh armada kapal angkutan pupuk ditangani PT Pilog,” kata Musthofa Direktur Utama PT Pusri, di Palembang, Jumat (25/12).
PT Pupuk Indonesia Logistik (Pilog) merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero). Saham PT Pilog 56 persen dimiliki PT Pupuk Indonesia (Persero) dan 44 persen milik PT Pupuk Sriwidjaja. PT Pilog didirikan 23 Desember 2013. Perusahaan ini lahir sebagai penguatan bisnis oleh PT Pupuk Indonesia.
Menurut Musthofa dengan spin off tersebut BUMN pupuk tertua berhasil melakukan efisiensi. “Sekarang itu kami bisa mengurangi biaya sekitar Rp 5 miliar per bulan dari armada angkutan pupuk. Jadi sangat efisien dan efektif.”
Sementara itu bagi PT Pilog, dengan spin off tersebut biaya perawatan kapal-kapal lebih murah. “Bagi PT Pusri selama ini biaya untuk perkapalan membebani perusahaan dan selalu terproteksi oleh biaya produksi, jadi tidak terlihat kalau tidak efisien,” ujarnya.
Untuk angkutan pupuk selama ini BUMN pupuk tertua di Indonesia tersebut memiliki armada kapal sebanyak sembilan unit yang terdiri dari delapan unit kapal urea curah, yaitu KM Otong Kosasih, KM Ibrahim Zahier, KM Soemantri Brodjonegoro, KM Julianto Moeliodihardjo, KM Muchtar Prabu Mangkunegara, KM Pusri Indonesia, KM Abusamah dan KM Pusri Indonesia 1, serta satu unit kapal amoniak curah yakni MT Sultan Mahmud Badaruddin II.