Sabtu 26 Dec 2015 12:49 WIB

Jalur Alternatif Puncak Dinilai tak Aman untuk Pengendara

 Ribuan kendaraan terjebak kemacetan di pintu keluar tol Jagorawi menuju kawasan wisata puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/8). (Republika/Raisan Al Farisi)
Ribuan kendaraan terjebak kemacetan di pintu keluar tol Jagorawi menuju kawasan wisata puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/8). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Satlantas Polres Bogor Kabupaten, Jawa Barat, mengatakan, jalur alternatif yang menuju Puncak, Bogor, tidak aman untuk dilalui pengendara. Karenanya, wisatawan diimbau tetap lewat jalur utama.

Kepala Urusan Pembinaan dan Operasi (KBO) Polres Bogor, IPTU Anaga Budiharso, di TMC Polres Bogor Simpang Gadog, Sabtu (26/12) mengatakan, jika tertahan di jalur utama, masyarakat dapat menghabiskan waktu keluar dari kendaran dan menunggu sambil menikmati jajanan yang disuguhkan oleh para pedagang kaki lima.

(Baca Juga: Wisatawan Disarankan tak Lewat Jalur Alternatif untuk ke Puncak)

"Menunggu di jalur utama lebih baik, ketimbang kejebak macet di jalur alternatif. Kalau lapar bisa keluar membeli jajanan, kalau di jalur alternatif, selain jalannya sempit, susah untuk kemana-mana dan benar-benar terjebak," katanya.

Ketika diberlakukan sistem satu arah, selain menahan kendaraan di jalur utama juga berlaku untuk jalur alternatif. Sehingga masyarakat yang menggunakan jalur alternatif juga ikut tertahan, dan sulit untuk berbalik atau mengubah arah.

"Kalau sudah tertahan di jalur alternatif, seperti terjebak, karena sudah tidak bisa memutar arah lagi, baru bisa bergerak lagi setelah jalur dibuka," ujar dia.

Anaga mengatakan, kepadatan jalur Puncak terjadi karena jumlah kendaraan yang melintas tidak sebanding dengan ruas jalan yang tersedia. Tingginya minat masyarakat menuju Puncak karena menjadi destinasi wisata andalan khususnya masyarakat Jabodetabek.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement