Ahad 27 Dec 2015 14:27 WIB

Tahun 2015, Kejahatan Siber Paling Disorot

kejahatan siber
kejahatan siber

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (2) Rustika Herlambang mengatakan, isu terorisme Internasional menjadi isu yang sangat massif di media online khususnya di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Hal ini pula yang kemudian menyebabkan isu Terorisme Internasional menjadi isu besar di seluruh media di dunia.

Terlebih lagi, selepas serangan di Paris bulan November 2015, terdapat kasus serangan bersenjata kepada warga sipil di Amerika Serikat. Insiden ini diindikasikan dengan jaringan teroris global, dan kemudian juga menjadi isu politik di negeri Paman Sam.

(Baca: Sepanjang Tahun 2015, Isu Terorisme Banyak Dibaca)

"Isu terorisme internasional menjadi isu negara-negara adidaya, seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Australia, Israel, dan Rusia. Negara-negara tersebut umumnya menjadi anggota Dewan Keamanan PPB. Kutipan pernyataan dari Barack Obama, Vladimir Putin, Francois Hollande, David Cameron, John Kerry, mendominasi wacana publik mengenai terorisme," jelasnya.

Persoalan terorisme Internasional, lanjut dia, dikaitkan dengan ISIS yang melakukan serangan ofensif terhadap negara-negara Barat.  Nama Al Qaeda, Taliban, dan Boko Haram memang tidak terlalu banyak muncul di media online, hal itu terjadi karena seluruh mata media internasional tengah fokus pada ISIS.

Kejahatan Siber, kata Rustika, menjadi kejahatan kedua yang paling banyak disorot media. Total pemberitaan tentang kejahatan siber (Cyber Crime) di seluruh media online di dunia berbahasa Inggris mencapai 10.852 berita dalam tiga bulan terakhir.

Walaupun tak semassif isu terorisme, namun kejahatan siber?dinilai sebagai kejahatan dengan perkembangan paling pesat di dunia saat ini

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement