REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat bertekad mempertahankan tingkat kemantapan jalan provinsi yang saat ini mencapai 98 persen.
Tahun depan pun, berbagai upaya terus dilakukan terutama menyangkut penambahan anggaran untuk menjaga kualitas jalan tersebut.
Menurut Kepala Dinas Bina Marga Jabar M Guntoro, pada 2016 pihaknya mendapat alokasi anggaran sekitar Rp 1 triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 700 miliar dialokasikan untuk perawatan dan pembangunan sejumlah ruas jalan baru.
"Sisanya untuk gaji dan honor," ujar Guntoro kepada wartawan, Senin (28/12).
Guntoro mengatakan, saat ini panjang jalan provinsi mencapai 2.350 kilometer. Sedangkan pangjang jalan nasional di Jabar mencapai 1.700 kilometer. Dinas Bina Marga pun, terus berpacu dengan kondisi jalan provinsi. Karena, setiap saat terdapat jalan yang mengalami penurunan kualitas yang diakibatkan berbagai faktor.
"Bisa umur pakainya yang sudah habis, akibat beban yang terlalu berat, juga faktor cuaca," katanya.
Apalagi, kata dia, di musim hujan seperti saat ini, tidak jarang jalan provinsi ada yang tertimbun longsor. Namun, intinya Pemprov Jabar akan terus mempertahankan.
"Syukur-syukur, bisa meningkatkan. Ya setidaknya 98 persen," katanya.
Selain mempertahankan tingkat kemantapan jalan, kata dia, pihaknya terus menambah jumlah jalan provinsi. Selain membangun baru, pemprov pun melakukan pengambil-alihan jalan kabupaten/kota. Sebagai contoh, pihaknya mengambilalih pengelolaan jalan di Kabupaten Sumedang dan Indramayu.
"Parakan Muncang, Indramayu ada Patrol, Cihaurgeulis, akan kita tarik ke provinsi," katanya.
Tahun depan pun, kata dia, pemprov pun mengambilalih jalur Cikadu, Cianjur sampai Sindangbarang, Garut sepanjang 34 kilometer. Perbaikannya, dimulai dari simpang ke arah Rancabali sepanjang 14 kilo meter.
"Itu ke arah perkebunan. Belok kiri ke Kabupaten Cianjur, kemudian dari Cikadu ke Sindangbarang sekitar 20 kilo, jadi totalnya 34 kilo," kata Guntoro.
Jalanan, kata dia, akan diperbaiki dengan sistem pembetonan yang diprediksi menghabiskan biaya sekitar Rp 22,5 miliar. Sedangkan lebarnya, sekitar 4,5 meter meliputi 3 meter ruas jalan dan bahu jalan 1,5 meter.
"Dana perbaikan tersebut sudah dimasukkan ke anggaran 2016," katanya.
Proses perbaikan jalan sendiri, kata dia, akan membutuhkan waktu sekitar 120 hari atau empat bulan. Perbaikan jalan tersebut sangat penting, karena akan mendorong perekonomian masyarakat. Apalagi, potensi ekonomi disana cukup banyak. Terutama untuk komoditas pertanian.
"Dengan bagusnya jalan di sana maka pergerakan barang dan orang pun akan semakin cepat. Apalagi petani di sana banyak memiliki komoditas unggulan," katanya.
Sementara menurut Sekda Jabar Iwa Karniwa, nantinya keberadaan jalan tersebut diharapkan bisa membina masyarakat setempat terkait agrobisnis.
"Lahan itu cocok untuk agrobisnis. Selama ini petani masyarakat kemampuannya otodidak," kata Iwa.
Iwa mengatakan, kawasan Cikadu sendiri memiliki potensi pertanian yang baik. Di antaranya seperti jagung, jahe dan pisang. Berbagai komoditas dari daerah tersebut biasa dipasok ke sejumlah pasar di Bandung. Selain itu, nantinya di lahan tersebut masyarakat diarahkan untuk menanam rumput yang bisa digunakan untuk pakan domba dan sapi.
"Menanam jagung supaya nilai produk tinggi, menanam padi gogo, juga menanam tanaman keras," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, untuk memperlancar distribusi produk pertanian dari kawasan tersebut, pemprov akan memperbaiki jalan tersebut. Untuk tahap pertama dilakukan betonisasi dengan biaya Rp 27 miliar. Iwa yakin, jika akses sudah diperbaiki, laju barang dan orang di kawasan tersebut akan lebih cepat.
"Petani butuh pemasukan harian, mingguan. Kita lebih pada niat meningkatkan produktifitas mereka," katanya.