Senin 28 Dec 2015 19:25 WIB

Longsor Shenzhen, Polisi Tahan 12 Orang

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
 Tim penyelamat mencari korban tanah longsor di Shenzhen, Provinsi Guangdong, Cina, Selasa (22/12).   (AP/Andy Wong)
Tim penyelamat mencari korban tanah longsor di Shenzhen, Provinsi Guangdong, Cina, Selasa (22/12). (AP/Andy Wong)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Polisi Cina telah menahan 12 orang sehubungan dengan longsor mematikan pekan lalu. Satu eksekutif dari sebuah perusahaan konstruksi yang membuang limbah di kawasan industri Shenzhen.

Pemerintah meyalahkan pelanggaran aturan keselamatan konstruksi sebagai penyebab bencana longsor di kota selatan Shenzhen pada 20 Desember lalu ketika limbah menggunung dan mengubur 33 bangunan.

Setidaknya tujuh orang dikonfirmasi tewas sementara 70 lainnya hilang.

Seperti diberitakan kantor berita Xinhua, polisi telah mengambil langkah'langkah koersif terhadap 12 orang termasuk orang yang bertanggung jawab dari pengembangan investasi Yixianglong Shenzhen. Polisi akan berkoordinasi dalam melakukan penyelidikan dengan pemerintah pusat. Mereka berjanji akan menanganinya sesuai dengan hukum kriminal.

Secara terpisah, mantan direktur Biro Manajemen Perkotaan Guangming New District yang bermarga Xu telah melakukan bunuh diri. Ia menjatuhkan diri dari atas gedung Ahad malam.

Polisi tidak membuat hubungan antara kematian Xu dan bencana. Pemerintah telah memperingatkan sebelumnya bila mereka akan serius menghukum mereka yang bertanggung jawab sesuai dengan hukum.

Surat kabar Southern Metropolis Daily mengidentifikasi Xu sebagai Xu Yuanan.

Bencana ini merupakan kecelakaan maut terbaru yang meningkatkan pertanyaan tentang standar keselamatan industri Cina dan kurangnya pengawasan pertumbuhan ekonomi yang pesat selama bertahun-tahun.

 

Baca juga:

Budak Seks Korea, Jepang Tawarkan Uang dan Permintaan Maaf

Israel Ancam Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Brasil, Mengapa?

Taliban Bom Iringan NATO Dekat Bandara Kabul

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement