Senin 28 Dec 2015 20:07 WIB

Keluarga Korban Peringati Setahun Jatuhnya Air Asia QZ8501

Potongan bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 ditarik ke atas kapal Crest Onyx, setelah berhasil diangkat dari dasar laut dengan menggunakan
Foto: antara
Potongan bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 ditarik ke atas kapal Crest Onyx, setelah berhasil diangkat dari dasar laut dengan menggunakan "floating bag" oleh tim penyelam gabungan TNI AL, di perairan Laut Jawa, Sabtu (10/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ratusan keluarga korban kecelakaan pesawat terbang Air Asia dengan nomor penerbangan QZ8501 menggelar doa bersama dalam rangka memperingati setahun tragedi tersebut. Dia bersama digelar di ruang Mahameru kompleks Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (28/12).

"Ini silaturahim dan berdoa bersama khusus memperingati tragedi Air Asia yang diadakan bersama-sama keluarga dan kerabat korban," ujar Presiden Direktur Air Asia Indonesia Suni Widyatmoko ketika ditemui usai acara yang digelar tertutup itu.

Pada kesempatan tersebut, hadir dari pihak Air Asia yang diwakili langsung co-founder Datuk Kamarudin, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FH Bambang Sulistiyo, mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beserta perwakilan dari Polda Jatim.

Sedangkan, CEO AirAsia Tony Fernandes juga menyampaikan sambutan melalui video telekonferensi dan menyampaikan duka cita dan permohonan maaf kepada keluarga korban. Tony juga menyatakan komitmen menata kinerja perusahaannya agar tragedi tidak terulang.

"Tidak ada acara selain berdoa dan bersilaturahim dengan keluarga korban untuk mengenang orang-orang terkasih yang menjadi korban. Pihak perwakilan keluarga korban juga menyampaikan harapannya," ucap Suni.

Ketika disinggung terkait hasil Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), pria berkaca mata itu enggan menanggapinya dengan alasan menjadi urusan internal perusahaan.

Sementara itu, salah seorang keluarga korban, Imam Sampurno mengaku acara ini sangat bermanfaat sebagai penguat jalinan silaturahim sekaligus mengenang insiden yang mengakibatkan 162 orang yang terdiri dari dua pilot, empat awak kabin dan 156 penumpang termasuk seorang teknisi meninggal dunia.

"Niatnya harus diapresiasi sehingga kami dari keluarga korban bisa bersama-sama mendoakan yang terbaik untuk almarhum dan almarhumah. Saya pribadi sudah ikhlas karena ini semua ujian dari Tuhan," katanya.

Kakek asal Probolinggo tersebut kehilangan empat anggota keluarganya, yakni anak dan menantunya Donna Indah Nurwatie dan Gusti Made Bobi Sidartha, kemudian dua cucunya Gusti Ayu Putriyan Permatasari serta Gusti Ayu Made Keisha Putri. Pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura yang mengalami kecelakaan jatuh di Perairan Pangkalan Bun, Ahad (28/12) 2014 lalu.

Berdasarkan hasil investigasi KNKT, pesawat Airbus A320 PK-AXC yang semula terbang di ketinggian 32 ribu kaki di atas permukaan laut tersebut mengalami kehilangan daya angkat.

Pelaksana Tugas Kepala Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Transportasi Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo dalam konferensi pers awal Desember lalu membenarkan pesawat mengalami kehilangan daya angkat hingga akhir rekaman kotak hitam "Flight Data Recorder" atau FDR.

"Pengendalian pesawat oleh awak pesawat secara manual selanjutnya menyebabkan pesawat masuk dalam kondisi yang disebut 'upset condition' dan 'stalk' hingga akhir FDR, ini sudah di luar kemampuan pilot," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement