REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) akan memprioritaskan kinerjanya pada tahun depan guna mendorong optimalisasi penerimaan pajak.
"Kami mempunyai program skala prioritas pada tahun 2016. Kami mengutamakan pada sektor pajak," kata Ketua PPATK Muhammad Yusuf dalam konferensi pers Refleksi Akhir Tahun 2015 di Kantor PPATK, Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bahwa sektor perpajakan menjadi salah satu prioritas kinerja PPATK guna mendorong pemerintah memaksimalkan penerimaan pajak dalam upaya membangun bangsa.
"Kenapa pajak? Supaya kita mempunyai modal cukup membangun negeri," ujarnya.
Muhammad Yusuf mengatakan bahwa seluruh program pemerintah memerlukan biaya. Untuk itu, penerimaan pajak perlu dioptimalkan untuk menyediakan biaya atau modal bagi kegiatan pembangunan.
Lebih lanjut dia menyatakan dukungan yang kuat dari Presiden RI Joko Widodo sangat diperlukan guna mendorong pendapatan negara yang lebih besar lagi melalui sektor perpajakan.
"Untuk itu, mohon kiranya Bapak Presiden dapat memberikan arahan kepada jajaran penegak hukum agar memanfaatkan hasil kinerja PPATK berupa hasil analisis atau hasil pemeriksaan dan memberikan resume hasil tindak lanjut terhadap hasil analisis atau hasil pemeriksaan tersebut ke Direktorat Jenderal Pajak terhadap perkara yang tidak cukup bukti atau dihentikan demi hukum," tuturnya.
Ia memandang perlu kerja sama dari semua pihak untuk mendorong tercapainya target penerimaan pajak.