REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Yayasan Suporter Surabaya (YSS) meminta pengurus inti Bonek Mania, sebutan pendukung tim Persebaya, bersatu dan duduk bersama mencari solusi untuk mengantisipasi sejumlah peristiwa yang melibatkan suporter tak terulang.
"Pengurus harus bersatu untuk mencari solusi terbaik dan berpikir ke depan, bukan malah berbeda pendapat," ujar Ketua Umum YSS H. Abdullah ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Selasa (29/12).
Menurut dia, tidak satu pendapatnya pengurus suporter di Surabaya berawal dari terpecahnya pengurus teras tim Persebaya sehingga berdampak tidak baik bagi suporter.
"Saya tidak membenarkan atau menyalahkan salah satu pihak, karena di mata YSS, bersatunya suporter itu yang terpenting. Kasihan mereka," ucap Abdullah.
Ribut-ribut di internal Persebaya, lanjut dia, harus segera diakhiri demi terciptanya kondisi yang damai di kalangan suporter. "Intinya, sekarang ketua-ketua harus turun dan tidak seperti sekarang ini. Kita kembalikan lagi kepada mereka untuk bersepakat memecahkan solusi demi majunya sepak bola, khususnya Surabaya," kata Abdullah.
Menanggapi keributan kelompok suporter pendukung Surabaya United dengan Aremania, pendukung Arema Cronus di Sragen, Jawa Tengah beberapa waktu lalu, ia mengaku prihatin dan menjadi catatan terburuk di penghujung 2015.
"Kalau saya menyebut, mereka bukan suporter. Maaf-maaf kata, mereka saya kira gerombolan liar yang jiwa suporternya sudah tak ada lagi di hati masing-masing," imbuh Cak Dul, sapaan akrabnya.
Peristiwa yang mengakibatkan dua orang Aremania tewas itu terjadi saat kedua rombongan pendukung berpapasan ketika sama-sama hendak menuju lokasi babak "delapan besar" Piala Jenderal Sudirman di Sleman, Yogyakarta.
Lokasi kejadian perkara di SPBU Jatisumo Ngampal Sragen dan bengkel batas kota Nglorok Sragen, sekitar pukul 04.15 WIB, Sabtu (19/12).
Korban meninggal yakni Eko Prasetyo (30) warga RT 19/04 Pandesari Batu Malang dan sopir Suzuki Carry, Slamet warga Malang.