Selasa 29 Dec 2015 15:30 WIB

Wajar Jika Pimpinan Baru KPK Diragukan

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ilham
Pimpinan baru KPK berfoto bersama setelah peresmian gedung baru KPK yang terletak di Jalan Gembira, Kelurahan Guntur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (29/12). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pimpinan baru KPK berfoto bersama setelah peresmian gedung baru KPK yang terletak di Jalan Gembira, Kelurahan Guntur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (29/12). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti memaparkan, wajar saja jika publik meragukan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru terpilih. Salah satu yang membuat para pimpinan lembaga antikorupsi tersebut diragukan adalah tidak terlihatnya rekam jejak mereka yang memadai dalam konteks pemberantasan korupsi.

"Coba jelaskan di mana mereka tampil sebagai orang yang kita definisikan melakukan gerakan anti korupsi?" kata Ray di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/12).

Permasalahan lainnya adalah pimpinan baru KPK lebih mengutamakan pencegahan daripada penindakan. Menurutnya, menjadikan pencegahan sebagai prioritas merupakan bagian dari pelemahan KPK. Terlebih, lembaga yang fokus pada pencegahan korupsi menurutnya sudah sangat banyak.

"Lembaga dalam posisi pencegahan itu banyak sekali baik yang internal ataupun eksternal. Kalau internal ada inspektorat-inspektorat, belum lagi presidennya, belum lagi kepala daerahnya. Kalau eksternal,  ada BPK, ada polisi ada jaksa juga," kata Ray.

Ray melanjutkan, jika KPK juga fokus pada pencegahan, maka posisi lembaga yang berfungsi sebagai penindakan korupsi akan kosong. Padahal, satu-satunya lembaga yang bisa diandalkan dalam penindakan korupsi hanyalah KPK saja. (Dialog dengan Pimpinan KPK, 2005-2019).

"Karena polisi jarang melakukannya (penindakan), jaksa juga jarang melakukannya. Satu-satunya yang bisa diandalkan adalah KPK," kata Ray.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement