REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ariyo Dharma mengaku tidak heran mengapa Freeport ingin terus memperpanjang kontraknya di Indonesia. Sebab, tambang emas Papua menjadi penyumbang terbesar bisnis Freeport McMoran.
Ariyo menjelaskan, berdasarkan laporan tahun 2014 Freeport McMoran, Freeport menjual sebanyak 1,17 juta ons emas dari tambang emas di Papua. Sementara total penjualan emas dari seluruh tambang yang ada sebesar 1,25 juta ons.
"Jadi, tidak heran kenapa mereka begitu nafsu ingin tetap berinvestasi di Indonesia," kata Ariyo dalam Forum Dialog HIPMI di Menara Bidakara, Selasa (29/12).
Ariyo menambahkan, keinginan Freeport McMoran agar kontrak karya PT Freeport Indonesia dapat diperpanjang untuk menyelamatkan bisnis mereka yang sedang terpuruk.
Dalam lima tahun terakhir, kata dia, saham Freeport McMoran terus anjlok. Hal ini pula yang membuat James Moffet mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama.
"Kondisi Freeport McMoran memang sedang tidak bagus. Nah, investasi Freeport di Indonesia ini menjadi fundamental penting bagi bisnis mereka," ucapnya.
Baca juga: Saham Jatuh di AS, Penilaian IPO Freeport di Indonesia Harus Mendalam