REPUBLIKA.CO.ID, RUSIA -- Seorang intelejen Rusia, bernama Magomed Khasiev memiliki kehidupan ganda dalam kehidupannya, sebelum dirinya tewas dieksekusi anggota ISIS. Magomed dekat dengan kedua kelompok Muslim dan dinas rahasia negaranya, Layanan Keamanan Federal (FSB).
Anggota ISIS yang mengakhiri hidupnya sendiri menggunakan bahasa Rusia saat berada di dalam video eksekusi itu. Pengeksekusi mengatakan bersumpah untuk melepaskan serangan mematikan di kota Moskow. Pesan tersebut, ditujukan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dalam video eksekusi itu, Magomed Khasiev mengaku direkrut Intelijen Rusia sebelum pergi ke Suriah. Misinya adalah bekerja dan menyamar untuk Layanan Keamanan Federal (FSB). Khasiev mengaku dirinya berasal dari wilayah mayoritas Muslim Rusia, yaitu Chechnya, dan bekerja untuk FSB.
Mendengar pengakuan di dalam video itu, Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov cepat membantah Khasiev adalah mata-mata. Tapi sekarang telah muncul jika pria berusia 23 tahun itu, mungkin telah menjalani kehidupan ganda.
Lebih dari selusin teman mengungkapkan bagaimana dia memiliki koneksi ke Chechnya yang mengenalnya sebagai Muslim yang taat. Tidak hanya itu, Khasiev juga memiliki hubungan baik dengan non-Muslim serta memiliki hubungan dengan polisi.
Khasiev lahir dari keluarga non-Islam di jantung industri Rusia, dan menghabiskan masa remajanya di Chechnya. Sehingga dirinya fasih berbahasa Chechnya. Untuk beberapa tujuan, Khasiev menggunakan nama lahirnya, yaitu Yevgeny Yudin.
Beberapa teman Chechnya-nya pergi untuk berjuang dengan militan ISIS, dan mendorongnya untuk bergabung dengan mereka. Dalam kehidupan lain dia dekat dengan non-Muslim, punya teman di kepolisian, dan memiliki izin dari Kementerian Dalam Negeri untuk bekerja sebagai penjaga keamanan.