REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan menyatakan tahun 2015 Indonesia bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran. Kesejahteraan umum penduduk Indonesia dinilai belum tercapai.
Tingkat kemiskinan dinilai meningkat dari tahun sebelumnya. Jika tahun 2014 hanya 27,8 juta jiwa yang masuk kategori miskin, maka pada pertengahan 2015 melonjak hampir satu juta dengan jumlah keseluruhan sebanyak 28,6 juta jiwa.
Hal ini dinilai akibat pemerintah yang belum dapat menahan laju perlambatan pertumbuhan ekonomi dan krisis nilai tukar. "Maka kesejahteraan umum merosot, seperti terlihat pada tingkat kemiskinan," ujar Bara saat menyampaikan Refleksi Akhir Tahun 2015 PAN di Kantor DPP PAN, Jakarta, Selasa (29/12).
Tingkat kemiskina bertambah buruk pada tingkatan golongan hampir miskin. Hal ini menunjukan kinerja pemerintah dalam kondisi yang tidak maksimal. Melihat kondisi tersebut, PAN menilai tahun 2015 adalah tahun yang hilang sehingga tahun depan harus ditebus dengan kebijakan yang lebih baik.
Sedangkan perihal pengangguran yang menjadi salah sato faktor meningkatnya kemiskinan merupakan hasil dari kebangkutan dan PHK di beberapa perusahan. PAN membeberkan bawha tingkat pengangguran juga meningkat. "Dari 7,24 juta orang pada akhir 2014 menjadi 7,58 juta orang pada akhir tahun 2015," kata Beni.
Untuk menekan meningkatnya jumlah pengaguran yang ada, PAN meminta pemerintah agar melakukan gabungan strategi kebijakan. Terutama dalam kebijakan fiskal yang efisien, kebijakan investasi, industri, dan perdagangan.