REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Tim penyelamat menggunakan kamera infra merah untuk melihat ke dalam kegelapan di tambang rusak di Cina timur, Rabu (30/12).
Petugas penyelamat menemukan delapan penambang yang masih hidup dan terjebak selama lima hari setelah longsor di lokasi itu. Bencana pada Hari Natal di tambang gipsum provinsi Shandong itu menewaskan sedikitnya satu pekerja. Sembilan orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Gipsum merupakan mineral sulfat lunak yang banyak digunakan dalam konstruksi.
Kamera infra merah petugas mendeteksi penambang yang masih hidup melambaikan tangan mereka, Rabu (30/12). Tim penyelamat pun menyusun rencana untuk menarik para penambang ke tempat aman.
Meski berada dalam keadaan lemah karena lapar, para penambang selamat berada dalam kesehatan yang baik. Mereka menyelamatkan diri di bagian bawah tanah yang utuh.
Dua hari setelah longsor, pemilik tambang, Ma Congbo bunuh diri dengan melompat ke sumur dan tenggelam. Sementara empat pejabat di Pingyi County di mana tambang berada telah dipecat.
Tambang Cina ini telah lama menjadi yang paling mematikan di dunia, tetapi perbaikan keamanan telah mengurangi kematian dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, 931 orang tewas dalam kecelakaan tambang di seluruh Cina. Secara drastis kecelakaan tambang turun dari 2002 saat hampir tujuh ribu penambang tewas.
Baca juga:
Ajudan Kim Jong Un Meninggal dalam Kecelakaan Mobil
Roket Iran Jatuh Dekat Kapal Perang AS