REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PINANG -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta pejabat Gubernur Kepulauan Riau yang baru dilantik Nuryanto untuk segera beradaptasi dengan kondisi yang ada di Kepulauan Riau (Kepri).
Hal ini lantaran, Tjahjo menilai Kepulauan Riau sebagai wilayah strategis yang menjadi salah satu penunjang stabilitas nasional.
"Tingkat kerawanan dan stabilitas nasional ditentukan bagaimana kita menjaga Kepri, Kepri ini terkenal ada banyak jalur tikus, keluar masuknya narkoba juga warga negara asing yang masuk wilayah Indonesia," kata Tjahjo usai pelantikan di Gedung Daerah Provinsi Kepri, Tanjung Pinang, Rabu (30/12).
Lantaran itu, Tjahjo pun meminta perlu adanya sinergi dan komunikasi Pemerintah daerah dan semua pihak untuk mewaspadai hal tersebut. Terlebih, Indonesia juga masuk wilayah strategis tujuan Jihad selain di Timur Tengah.
"Bahkan Jihad di Poso itu ternyata pintu masuknya dari Kepulauan Riau. Untuk itu koordinasi harus dijaga dengan solid bersama matra TNI, Kepolisian dan BIN," kata mantan anggota DPR tersebut.
Selain itu ia menambahkan Kepulauan Riau juga berbatasan dengan beberapa negara tetangga seperti Singapura, Thailand, Vietnam, Malaysia dan juga Philipina.
"Makanya koordinasi ini harus dijaga betul, oleh semua pihak. Apalagi wilayah Indonesia ini dilingkari oleh 15 pangkalan asing," ujarnya.
Adapun pelantikan Nuryanto sebagai Penjabat Gubernur Kepulauan Riau menggantikan Agung Mulyana merupakan kali kedua dilakukan di Kepulauan Riau. Hal ini lantaran Agung yang dilantik pada Agustus 2015 lalu menggantikan Pimpinan definitif sebelumnya, telah memasuki masa pensiun.
Sehingga, Nuryanto yang sebelum menjabat sebagai Staf Ahli Mendagri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan antar Lembaga itu diposisikan sebagai penjabat gubernur sampai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau terpilih hasil Pilkada 9 Desember 2015 lalu itu resmi dilantik oleh presiden pada 2016 mendatang.