Rabu 30 Dec 2015 16:44 WIB

OJK: Ketahanan Sektor Keuangan Terjaga Sepanjang 2015

Rep: Binti Sholikah/ Red: Israr Itah
Muliaman D Hadad
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Muliaman D Hadad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas dan ketahanan sektor jasa keuangan sepanjang 2015 ini masih terjaga dan memadai. Profil risiko lembaga jasa keuangan juga dinilai berada pada level yang bisa dikelola.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan stabilitas dan ketahanan sektor jasa keuangan masih terjaga meskipun pasar keuangan domestik sempat diwarnai gejolak yang dipicu oleh faktor eksternal. Antara lain, kenaikan Fed Funds Rate, perlambatan ekonomi dunia, dan pelemahan harga komoditas. 

“Ketahanan industri perbankan cukup baik, terlihat dari risiko likuiditas, kredit dan pasar lembaga jasa keuangan masih terjaga karena ditopang oleh permodalan yang cukup tinggi. Rasio kecukupan modal (CAR) perbankan per Oktober 2015 tercatat sebesar 21,35 persen, jauh di atas ketentuan minimum 8 persen,” kata dia dalam jumpa pers tutup tahun 2015 di kantor pusat OJK, Jakarta, Rabu (30/12). 

Sedangkan, pada Industri Keuangan Non Bank (IKNB), Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi juga terjaga pada level yang cukup tinggi mencapai 528,7 persen untuk asuransi jiwa dan 270,1 persen untuk asuransi umum.

Pada perusahaan pembiayaan, gearing ratio per November 2015 sebesar 3,19 kali, jauh dari ketentuan maksimum 10 kali dan menyediakan ruang untuk pertumbuhan. 

Pada sektor Pasar Modal, kondisi ekonomi global dan domestik cukup mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Meski demikian, perkembangan Reksa Dana masih positif dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) meningkat sebesar 12,17 persen menjadi Rp 270,84 triliun. 

Selain itu, sampai dengan tahun ini Pasar Modal telah berhasil memobilisasi dana melalui IPO Saham sebesar Rp 11,3 triliun, right issue saham sebesar Rp 42,3 triliun, obligasi pemerintah sebesar Rp 345,6 triliun dan 500 juta dolar AS, dan obligasi korporasi sebesar Rp 62,4 triliun.

Pada 2015 terdapat penambahan 15 emiten saham baru dan tiga emiten obligasi baru. Selain itu, jumlah investor meningkat cukup tinggi sebesar 19 persen menjadi 69.359 investor. 

Beberapa faktor risiko diperkirakan masih akan mewarnai pasar keuangan domestik. Oleh sebab itu, OJK akan terus memantau pergerakan pasar serta mempersiapkan langkah-langkah antisipasi yang diperlukan. 

“Seiring membaiknya proyeksi pertumbuhan domestik pada tahun 2016, kegiatan intermediasi lembaga jasa keuangan yang mencakup kredit perbankan dan piutang pembiayaan akan menunjukkan arah perbaikan,” ungkapnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement