Rabu 30 Dec 2015 17:42 WIB

Termasuk Delik Pidana, Blog Penghina Islam Harus Diadukan

Rep: C25/ Red: M Akbar
blog mantanmuslim.com
Foto: http://www.mantanmuslim.com/
blog mantanmuslim.com

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran blog dan situs yang menghina Islam memang sangat meresahkan. Untuk menghapusnya, masyarakat yang mengetahui diharap dapat melakukan aduan atau laporan.

Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Ismail Cawidu, menerangkan langkah tepat masyarakat yang mengaku mengetahui akan adanya situs dan blog yang lakukan penghinaan agama. Menurutnya, masyarakat harus melakukan aduan atau laporan kepada Kominfo atau Kementerian Agama.

"Itu termasuk delik pidana yang harus diadukan," kata Ismail kepada Republika.co.id, Rabu (30/12).

Ia menerangkan secara kelembagaan Kementerian Agama akan mengajukan blog atau situs yang dilaporkan, agar dapat dilakukan pemblokiran oleh Kominfo. Setelah diajukan, Kominfo akan memasukkan situs atau blog yang dilaporkan ke dalam panel penistaan agama, yang anggotanya terdiri dari para tokoh-tokoh dan ahli-ahli agama. (Baca: Pengelola Situs Penghina Nabi di Indonesia Melanggar KUHP)

Panel itu, lanjut Ismail, akan melakukan pembahasan secara mendalam situs atau blog yang dihapus, untuk ditentukan apakah termasuk kategori penistaan agama atau tidak.  Setelah dinyatakan memenuhi syarat penistaan agama, situs atau blog itu pun akan direkomendasikan untuk dilakukan pemblokiran oleh Kominfo.

Sebelumnya, situs mantanmuslim.com menjadi buah bibir usai berisikan konten-konten yang menghina agama Islam. Berjudul besar Forum Murtadin Indonesia, situs ini melakukan penghinaan terhadap Islam dalam berbagai aspek, termasuk lancang menggambarkan Nabi Muhammad SAW.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement