REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penutupan perdagangan saham 2015 di Bursa Efek Indonesia (BEI) diresmikan sore ini, Kamis (30/12). Secara harian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun ditutup menghijau naik 23,64 poin atau 0,52 persen pada level 4.593, meski secara year on year (yoy) minus 12,81 persen.
BEI mencatat sepanjang 2015, IHSG mengalami tren konsolidasi. Kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) membuat investor asing mengalihkan sebagian dananya keluar dari instrumen portofolio di Indonesia.
Ini ditandai dengan nilai jual bersih (net selling) dana investor asing di pasar modal domestik sebesar Rp 22,55 triliun.
Dampak dari kondisi global ini turut menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 28 Desember 2015 ditutup di level 4.557,355 poin atau mengalami penurunan sebesar 12,81 persen. Itu jauh di bawah penutupan akhir Desember 2014 yang berada di level 5.226,947 poin.
Nilai kapitalisasi pasar saham pun ikut berubah turun 7,54 persen dari Rp 5.228 triliun pada akhir Desember 2014, menjadi Rp 4.834 triliun per 28 Desember 2015.
(Baca juga: Wapres Tutup Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2015)
Sementara, rata-rata nilai transaksi harian saham tahun ini sebesar Rp 5,77 triliun. Ini merupakan pelemahan sebesar 3,98 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2014, yaitu sebesar Rp 6,01 triliun.
Meski begitu, rata-rata frekuensi transaksi harian saham periode Januari hingga Desember 2015 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan periode tahun lalu.
Kenaikan yang terjadi sebesar 4,38 persen, dari 212.635 kali transaksi menjadi 221.942 kali transaksi.
Adapun rata-rata volume transaksi harian saham pada 2015 juga meningkat 7,63 persen. Itu menjadi 5,90 miliar saham dibandingkan dengan periode yang sama pada 2014 sebesar 5,48 miliar saham.
Menyambut 2016, BEI terus bertekad memperbesar pasar modal. Itu dilakukan dengan menambah jumlah emiten dan memperluas distribusi.
"Bagaimana menambah emiten sehingga dalam lima tahun bisa mengalahkan Malaysia. Ini dengan edukasi, promosi dan memudahkan go publik. Menambah distribusi sehingga orang tak harus ke sini (Jakarta) untuk IPO," tutur Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (30/12).