REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman menilai kondisi sepak bola Indonesia yang belum ada kejelasan setelah terhentinya kompetisi menjadi alasan utama banyaknya pemain meninggalkan timnya.
Hilangnya mata pencaharian menjadi tuntutan utama pemain harus berani mengambil langkah untuk dapat menyambung hidup ke depan.
(Baca juga: Bek Persib Ini Optimistis Berjaya di Turnamen ISL)
"Kondisi sepak bola di sini (Indonesia) menjadi salah satu alasan, karena tidak ada kepastian. sementara mereka butuh hidup. Pemain sepak bola ketika mereka bisa mendapatkan gaji besar normal kemudian tiba-tiba seperti ini, ya pasti mereka sangat kerepotan," kata Djadjang, Rabu (30/12).
Djadjang menjelaskan, kebutuhan dan tanggungjawab kepada keluarga merupakan hal yang tidak dapat dinanti-nanti. Kondisi sepak bola Indonesia saat ini hanya memberikan turnamen dan membuat ketidakpastian dari segi pendapatan maupun pertandingan yang berjenjang ke level yang lebih tinggi.
Menurut dia, mereka harus tetap mendapatkan penghasilan, maka beberapa pemain mencoba peruntungannya ke Malaysia. Termasuk, Dedi Kusnandar yang izin kepada tim untuk ke Malaysia meskipun sudah melakukan tanda tangan kontrak sampai akhir bulan nanti bersama Persib.
"Jadi bukan masalah loyal atau tidak. Saya acungkan jempol buat mereka. Pemain saat Piala Presiden saja tidak dikontrak, mereka betul-betul hanya mengandalkan loyalitas yang tinggi sehingga mereka berjuang mati-matian. Itu bukti mereka punya loyalitas. Tapi tentu ada batasnya, karena memang mereka butuh materil untuk hidup," kata Djadjang menjelaskan.
Setidaknya, sebanyak tujuh pemain yang membawa Persib juara Piala Presiden memilih mundur dari Maung Bandung. Mereka adalah, Shahar Ginanjar, M. Ridwan, Vladimir Vujovic, Ilija Spasojevic, Makan Konate, Firman Utina dan Abdul Rahman.
Sementara, pemain lain yang belum tandatangan kontrak adalah Supardi Nasir dan Achmad Jufriyanto yang baru percobaan di Malaysia.