Rabu 30 Dec 2015 19:29 WIB

10 Ribu Benih Kakap Putih Ditebar di Batam

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Kerumunan ikan
Foto: Sony Soemarsono
Kerumunan ikan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Di pengujung 2015 ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan restocking benih ikan kakap putih di Batam. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Subjakto menjelaskan, benih kakap putih yang ditebar adalah hasil produksi dari unit pembenihan Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB yaitu Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam

"Kami di tebar ke alam, untuk memperkaya stok alam,” kata Slamet, Rabu (30/12).

Slamet menambahkan bahwa di tahun 2016, produksi benih dari UPT DJPB akan di fokuskan untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu dan juga untuk restocking di alam. Tak hanya itu, ia juga menyebut bahwa target produksi perikanan budidaya pada tahun 2016 yang mencapai 19,5 juta ton, diperkirakan membutuhkan kurang lebih 101 milyar ekor benih.

"Dan ini termasuk 100 juta ekor benih yang akan kita berikan ke masyarakat dan juga kita tebar ke alam, untuk memperkaya atau menambah stok ikan di alam," kata Slamet.

Penebaran benih yang dilakukan di perairan batam adalah sebanyak 10 ribu ekor benih. Melalui restocking ini, lanjut Slamet, diharapkan terjadi keseimbangan alam dan lingkungan semakin terjaga.

"Sehingga diperlukan juga keterlibatan masyarakat sekitar dalam menjaga lingkungan, artinya ukuran ikan yang di tangkap adalah ukuran konsumsi dan tidak sedang bertelur. Sehingga ketersediaan ikan selalu terjaga," terang Slamet.

Restocking benih ikan yang berasal dari usaha budidaya, dipercaya akan mendukung usaha budidaya perikanan yang ramah laingkungan, efektif, efisien dan mendukung keberlanjutan. Slamet juga menyebutkan, benih yang di produksi merupakan hasil pembenihan dengan kualitas yang dijaga, sehingga keberlanjutan usaha-usaha perikanan dengan memperhatikan aspek ekologi, sosial dan ekonomi di masa yang akan datang, pada akhirnya akan mewujudkan visi keberlanjutan sumberdaya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement