REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sebanyak 20 halte bus rapid transit (BRT) Kota Tangerang belum selesai dibangun hingga akhir 2015. Padahal, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang berencana mengoperasikan BRT awal 2016.
Pantauan Republika, Rabu (30/12), sebanyak 20 halte BRT di jalur Poris Plawad - Jatiuwung sudah seluruhnya berdiri. Sekilas, fisik halte yang berwarna merah-biru-hijau dan putih terlihat sudah siap digunakan. Namun, saat diamati secara lebih rinci, seluruh halte belum dilengkapi aliran listrik. Salah satu sisi atas atap halte masih berlubang. Adapun ruang dalam semua halte masih kosong dan bagian lantai belum seluruhnya dilapisi semen.
Halte-halte berada di sejumlah titik antara lain Jalan Benteng Betawi, Jalan A Yani, dan sepanjang Jalan Gatot Subroto. Kondisi halte yang telah rapi terpantau berada di Jalan Benteng Betawi. Sejumlah halte di Jalan A Yani dan Jalan Gatot Subroto kondisinya belum sempurna.
Lantai halte terpantau belum dihaluskan. Bagian luar halte ada yang belum dilapisi semen dengan sempurna. Beberapa material pembangunan seperti seng, besi, papan dan pasir masih terlihat di sekitar halte.
Kepala Bidang (Kabid) Kendaraan Umum Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang, Ismu Hartono, mengatakan pembangunan 20 halte BRT memang belum sepenuhnya selesai. Masih ada proses finishing yang masih berlanjut hingga tahun depan.
"Kami masih perlu memberi medium untuk aliran listrik, memaksinalkan kondisi fisik dan sarana di dalam halte. Rambu-rambu di sekitar halte juga akan menyusul ditambahkan," ungkapnya.
Saat ini, ada 10 armada BRT yang siap dioperasikan untuk satu koridor, yakni jurusan Poris Plawad - Jatiuwung. BRT rencananya akan beroperasi pada semester I 2016.