Kamis 31 Dec 2015 02:10 WIB

Terimakasih, Satpam…

Rep: Andi Nurroni/ Red: Teguh Firmansyah
Satpam. Ilustrasi
Foto: Antara
Satpam. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kapan terakhir kali Anda mengucapkan terimakasih kepada seorang petugas satuan pengamanan atau satpam? Jika Anda ingin melakukannya, sekaranglah waktu yang tepat. Setiap 30 Desember, Satpam merayakan hari jadi mereka.

Pada 2015 ini, Satpam berulang tahun yang ke-35. Di Jawa Timur, HUT Satpam diperingati di lapangan Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER). Peringatan dihadiri ratusan perwakilan petugas satpam. Hadir sebagai inspektur upacara Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anton Setiadji.

Selain upacara, agenda lebih banyak diisi hiburan. Sejumlah seniman dan sepasukan petugas satpam bermain peran dalam drama komedi yang diberi judul “Opera van Satpam”. Selain itu, ada juga pertunjukan dangdut.

Tak lupa, sejumlah penghargaan diberikan kepada sejumlah petugas satpam berprestasi.  Mereka masing-masing berjasa menggagalkan sejumlah kasus kejahatan, di antaranya penyelundupan bom rakitan, narkoba, hingga menangkap maling sepeda motor.

Salah seorang yang mendapat penghargaan adalah Turhamun. Lelaki 30-an tahun yang sehari-hari bekerja di Pelabuhan Tanjung Perak itu mendapatkan penghargaan atas jasanya menggagalkan penyelundupan bom rakitan serta ganja. “Kami ini sudah diberikan pendidikan jiandak (menjinakan bahan peledak), jadi sedikit banyak mengetahui. Kita temukan bom rakitan setelah pemeriksaan x-ray,” ujar ayah satu anak itu kepada Repubika.co.id.

Warga asal Kecamatan Bonowo, Surabaya itu mengaku sudah menjadi satpam sejak 15 tahun lalu. Turhamun bercerita, ia direkrut menjadi anggota Satpam oleh anak perusahaan PT Pelindo III, yakni PT Pelndo Ddaya Sejahtera, karena kemampuannya bermain sepak bola.

Menurut Turhamun, gajinya setiap bulan sudah memenuhi standar Upah Minimum Kota (UMK). Meski begitu, ia tetap berharap peningkatan kesejahteraan, termasuk jaminan sosial bagi keluarganya.

Lain Turhamun, lain cerita Imam Kusfandi. Sudah hampir 35 tahun kakek kelahiran 1950 itu menjadi petugas keamanan. Karena hanya bekerja di komplek perumahan, menurut Imam, gajinya tak pernah melebihi UMK. “Ya, mungkin karena kami dibayar secara swadaya oleh warga,” ujar Imam polos.

Seperti anggota satpam lainnya, warga asal Sidoarjo itu juga berharap adanya peningkatan kesejahteraan. Ia berahadap warga komplek lebih sadar terhadap keberadaan dan nasib mereka.

Kapolda Jawa Timur Timur Irjen Pol Anton Setiadji menyampaikan terimakasih kepada satpam yang selama ini menjadi mitra andalan kepolisian. “Mereka sebenarnya bertanggung jawab di wilayah kerja mereka. Tapi ada yang rela berkorban, hingga membantu menangap pencuri yang di luar tanggung jawab mereka. Kami salut,” kata Anton.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement