Kamis 31 Dec 2015 02:08 WIB

HMI: Jadikan Tahun Baru Waktu Berbenah Diri

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Karta Raharja Ucu
Pesta kembang api mewarnai perayaan pergantian tahun baru 2013 ke 2014 di kawasan Silang Monas, Jakarta, Rabu (1/1) dini hari.  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pesta kembang api mewarnai perayaan pergantian tahun baru 2013 ke 2014 di kawasan Silang Monas, Jakarta, Rabu (1/1) dini hari. (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengimbau kepada masyarakat khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa, menjadikan pergantian tahun sebagai momen pembenahan diri. Sebab, HMI menilai, perayaan tahun baru sering kali diiringi hal-hal negatif, seperti tindakan amoral yang dilakukan pemuda, baik kalangan pelajar maupun mahasiswa.

"Jangan sampai di pergantian tahun, justru melakukan pesta narkoba, meminum alkohol, seks bebas, dan aktifitas negatif lainnya yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan budaya timur. Semua unsur masyarakat harus jadikan waktu ini, waktu berbenah diri," kata Ketua PB HMI Muhammad Fauzi kepada Republika.co.id, Rabu (30/12).

Fauzi juga menghimbau kepada para pelajar dan mahasiswa, menjadikan tahun baru sebagai ajang memperat silaturahim dan mengisinya dengan kegiatan positif. "Pelajar dan mahasiswa, bisa memanfaatkan momen pergantian tahun dengan membuat kegiatan positif seperti pentas seni, perlombaan puisi, istighosah. Yang penting kegiatan positif untuk mewujudkan syukur," ujar dia.

Selain itu, PB HMI juga berharap masyarakat dan pemerintah turut serta menjaga momen pergantian tahun agar selaras dengan aktivitas yang mengarah kepada kebaikan.

"Banyak hal yang pemerintah bisa lakukan guna mencegah timbulnya aktifitas yang merugikan dalam pergantian tahun, misalnya dengan membuat acara positif yang disebar di berbagai tempat dalam malam pergantian tahun dan berkoordinasi dengan masyarakat dan aparat," kata Fauzi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement