REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kelompok Observatorim Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyebut, serangan udara Rusia telah membunuh lebih dari 2.300 orang di Suriah.
Hal itu terjadi selama tiga bulan sejak Rusia melancarkan operasi udara untuk membela pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al Assad.
Kelompok pemerhati Hak Asasi Manusia itu mengungkapkan, Rabu (30/12), dari total korban tewas, sebanyak 792 di antaranya adalah warga sipil dan 180 merupakan anak-anak.
Sementara itu, 655 tentara ISIS tewas akibat serangan udara yang disebut Rusia menargetkan kelompok-kelompok teroris. Sisanya, sebanyak 900 merupakan pejuang oposisi lain.
Untuk mendapatkan data, LSM HAM yang berbasis di Inggris itu menggunakan jaringan informasi yang luas di Suriah. Tak hanya Rusia yang mengerahkan serangan udara di Suriah.
Koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dan Angkatan Udara Suriah juga melakukan hal yang sama. Akan tetapi, Rusia dikritik karena mengorbankan warga sipil dalam serangan-serangannya.
Baca juga, Jet Rusia Serang Masjid Saat Pelaksanaan Shalat Jumat, Lima Tewas.
LSM Amnesty International juga menyebut Rusia telah menewaskan ratusan warga sipil dalam serangan udara di Suriah. Bahkan, Amnesty International menilai Rusia bisa disebut sebagai penjahat perang.