Kamis 31 Dec 2015 08:20 WIB

75 Persen Nelayan di Selatan Sukabumi tak Melaut

Rep: Riga Iman/ Red: Winda Destiana Putri
Nelayan
Foto: Eric Ireng/Antara
Nelayan

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sekitar 75 persen nelayan di Kabupaten Sukabumi lebih memilih tidak melaut untuk mencari ikan. Pasalnya, kondisi ombak di lautan cukup tinggi dan membahayakan keselamatan para nelayan.

"Hanya 25 persen nelayan yang tetap melaut," ujar Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi Ujang SB kepada Republika Rabu (30/12).

Saat ini kebanyakan nelayan menyandarkan kapalnya di dermaga. Para nelayan kata Ujang, tidak melaut karena pertimbangan cuaca yang kurang mendukung. Di mana, kini ombak cukup tinggi ditambah angin di lautan cukup kencang.

Fenomena tersebut biasanya disebut angin barat.Keadaan tersebut ujar Ujang, akan membahayakan keselamatan para nelayan. Selain itu jika dipaksakan untuk melakut maka hasil tangkapan ikan yang diperoleh tidak akan maksimal. Hal ini jelas akan merugikan para nelayan sendiri.

Ujang mengatakan, para nelayan belum bisa memprediksi kapan cuaca buruk ini akan berlangsung. Namun, diperkirakan keadaan tersebut akan berlangsung hingga akhir Februari 2016 mendatang. Meskipun demikian nelayan Sukabumi berharap agar keadaan tersebut bisa segera berlalu.

Selama tidak melaut terang Ujang, para nelayan ada yang beralih profess untuk sementara waktu agar bisa menghidupi keluarganya masing-masing. Di antaranya ada yang menjadi petani dengan mengolah lahan pertanian dan sebagian lagi menjadi kuli bangunan.

"Jika cuacanya membaik, maka nelayan akan kembali melaut," ungkap Ujang.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Kabupaten Sukabumi Abdul Kodir membenarkan, dari hasil laporan di lapangan menyebutkan banyak yang tidak melaut.

"Kapal nelayan kebanyakan sandar di pelabuhan," ujar dia.

Kodir mengatakan, para nelayan tidak melaut karena pertimbangan cuaca yang kurang baik. Di mana, gelombang di lautan cukup besar. Kondisi nelayan yang masih banyak belum melaut hampir merata di enam titik pendaratan ikan Sukabumi.

Enam tempat pendaratan ikan itu yakni Cisolok, Cibangban, Ujunggenteng, Palabuhanratu, Ciwaru, dan Minajaya. Sebelumya, dua orang nelayan yang melintas di perairan selatan Sukabumi terbawa arus gelombang laut pada 25 Desember lalu.

Korban nelayan pertama yakni Yoga (65 tahun) yang tenggelam di Perairan Cikodohel, Kecamatan Ciracap.Yoga merupakan nelayan asal Bayah, Banten. Ia bersama dengan rekannya sesama nelayan Ramdan (22) warga Sukabumi mencari ikan dengan menggunakan perahu congkreng.

Naasnya, pada Jumat sore perahu yang ditumpangi keduanya terbalik karena diterjang ombak besar. Dampaknya, Yoga dan Ramdan terbawa arus gelombang laut. Beruntung, Ramdan berhasil menyelematkan diri ke tepian pantai. Sementara Yoga terbawa gulungan ombak hingga akhirnya ditemukan telah meninggal dunia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement