REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau melaporkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah tersebut meningkat 100 persen pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun lalu.
"Iklim dan cuaca yang ekstrim serta kemarau dan penghujan yang terjadi dua kali dalam setahun semakin mempermudah peluang pengembangbiakan telur nyamuk Aedes Aegypti," ungkap Kepala Bidang Pengendalian Kesehatan, Diskes Pekanbaru, Gustiyanti, Kamis (31/12).
Gustiyanti menerangkan, dibandingkan tiga tahun terakhir ini kasus DBD tertinggi terjadi sekarang. Dimana ada 502 orang sudah terjangkit.
Sementara tahun lalu lanjutnya, hanya 209 kasus saja. Lebih rendah lagi tahun sebelumnya yakni 2013 hanya 113 orang yang terjangkit DBD di Pekanbaru.
"Untuk tahun 2015 ini memang ada peningkatan kasus yang cukup tinggi. Meski jumlah korban meninggal turun hanya satu orang. Sementara tahun lalu ada lima," bebernya.
Namun diakuinya peningkatan ini telah membuat masyarakat khawatir dan resah, sebab gigitan nyamuk ini dapat menyebabkan kematian dengan menurunnya trombosit darah merah.
Maka dari itu, sebutnya lagi, menindaklanjuti kasus ini serta menyikapi surat Gubernur Riau perihal kegiatan bulan bakti mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru telah mengirimkan surat instruksi WaliKota
Pekanbaru nomor 440/Diskes/877 tertanggal 11 September 2015, kepada seluruh aparat Camat dan Lurah di wilayah setempat.
"Intinya untuk terus menggalakkan gotong- royong di setiap lingkungan RT/RW guna memutus mata rantai penularan dan memusnahkan nyamuk sebagai vektornya," tuturnya.
Ia menambahkan, selain upaya petugas, sebenarnya pencegahan itu dapat dilakukan secara bersama dan masal dengan memulai dari kebersihan diri sendiri rumah tangga dan lingkungan sekitar.
Pola hidup bersih dan sehat serta menerapkan 3M Plus (Menguras, Mengumpul Menimbun dan penggunaan obat pengusir nyamuk dan bibit abate diharapkan bisa membunuh nyamuk penyebab DBD.
"Jadi mari warga ikut bersama-sama membantu pemerintah membersihkan lingkungan, buanglah secara periodik tempat penampungan air atau apapun yang bisa menampung air dikubur dan sampah yang menumpuk dibersihkan," ujarnya.