REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Anomali kondisi laut dengan meningkatnya suhu permukaan laut lebih sering disebut El Nino tidak menunjukkan gejala perubahan di wilayah Samudera Pasifik.
Selama 2015, El Nino berdampak besar dengan mengacaukan cuaca di seluruh dunia.
Dilansir dari Dailymail Kamis (31/12) El Nino juga akan mencapai puncaknya di awal 2016. NASA telah mendapatkan gambaran El Nino yang sama persis dengan El Nino Desember 1997.
Pencitraan tersebut memperlihatkan El Nino semakin kuat ditandai dengan naiknya permukaan air laut di sepanjang garis khatulistiwa wilayah Pasifik tengah dan timur. Ketika El Nino stabil biasanya angin pasat akan bergerak ke arah barat melemah sehingga pemanasan meningkat di wilayah Pasifik.
Tahun ini El Nino menyebabkan lapisan air hangat menumpuk di sekitar Australia dan Indonesia. Dampaknya curah hujan berkurang sehingga Indonesia mengalami peningkatan kebakaran hutan hingga menyelimuti asap.
Dampak El Nino juga dirasakan di India dengan terlambatnya musim hujan. Kekeringan terjadi di Afrika Selatan, banjir di As dan badai di wilayah Pasifik Timur.
Tidak heran jika harga melambung tinggi untuk beras, gandum, kopi dan tanaman lainnya. Karena produksi mereka jatuh akibat kekeringan dan banjir.