REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dijemputnya pimpinan kelompok bersenjata Nurdin bin Ismail alias Din Minimi oleh Badan Intelijen Negara (BIN) disebut karena yang bersangkutan galau. Kepala BIN Sutiyoso menjelaskan, Din sempat kekurangan logistik sehingga sulit untuk terus bertahan di hutan.
"Dia sebenarnya kekurangan logistik lalu dia sudah gundah gitu kan. Lalu tak (saya) suruh berfikir sendiri saja kan. Kalau kami teruskan nanti akan seperti ini tetapi kalau kamu berhenti disini akan seperti ini. Silahkan pilih. Dan akhirnya milih dia," jelas Sutiyoso di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (30/12).
Mantan gubernur DKI Jakarta itu melaporkan penjemputan Din Minimi kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, kemarin. Dalam pertemuannya dengan JK, dia menjelaskan kronologi penjemputan Din Minimi."Melaporkan super kilat saja tentang misi saya kemarin di Aceh. Dan beliau memang sudah saya laporkan lewat telepon. Jadi ini semi saja makanya singkat saja apalagi beliau ada acara," kata Sutiyoso.
Menurut dia, kesempatan penjemputan Din Minimi tak dapat dilewatkan. Momentum tersebut tak bisa datang dua kali. Alhasil, Sutiyoso pun dapat menjemput Din Minimi di hutan pedalaman Aceh Timur. Ia menjemput Din bersama anggotanya dan membawanya ke rumah orang tuanya di Desa Ladang Baro, Julok, Aceh Timur.Tak hanya itu, mereka juga menyerahkan 15 pucuk senjata api, beserta amunisinya kepada Kepala BIN. (Baca: Amnesti untuk Din Minimi).
"Kadang tiba-tiba datang opportunity, ga bisa kita lewatkan. Seperti itu kemarin. Laporkan beliau secepat itu, 'ya bagus pak' itu saja," kata dia.