REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pihak kepolisian dalam beberapa hari terakhir menangkap tujuh orang terduga anggota teroris kelompok Santoso di tempat persembunyian mereka di Desa Tayawa, kabupaten Tojo Unauna dan Desa Malino, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
"Pagi ini anggota saya baru melaporkan bahwa mereka menangkap lagi tiga orang di Desa Tayawa, jadi jumlah seluruhnya sudah sekitar tujuh orang," kata Kapolda Sulteng Brigjen Pol Idham Azis di Palu, Kamis (31/12).
Namun Kapolda belum bersedia memberikan keterangan rinci mengenai operasi penangkapan tersebut serta identitas para terduga teroris yng diringkus karena mereka masih dalam proses evakuasi dari Tojo Unauna ke Palu.
"Kalau mereka sudah tiba di Palu dan diperiksa secara lengkap, barulah kami sampaikan penjelasan rinci," ujarnya.
Ia menambahkankan bahwa oknum-oknum yang ditangkap polisi itu diduga sebagai operator kegiatan terorisme pimpinan gembong teroris Santoso yang diyakini masih berada di hutan-hutan wilayah Poso Pesisir.
Idham Azis juga mengemukakan bahwa operasi Camar Maleo I, II, III dan IV untuk mengejar teroris jaringan Santoso di Poso akan berakhir pada 9 Januari 2016. Selama masa operasi tersebut, kepolisian telah menangkap 24 orang teroris, tujuh orang dalam keadaan tewas dan 17 lainnya sedang dalam proses hukum.
Operasi Camar Maleo ini juga mengakibatkan dua orang polisi dan seorang anggota TNI gugur dan empat polisi luka-luka.
Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti kegiatan terorisme seperti senjata api, amunisi, bom rakitan, bahan pembuat bom, pakaian, senter, dan banyak benda lainnya. Barang bukti itu diperlihatkan kepada wartawan saat jumpa pers akhir tahun Polda Sulteng, Kamis.
Saat ini, kata Idham Azis, gembong teroris Santoso dan sekitar 31 orang anak buahnya yang diyakini telah dibai'at menjadi anggota ISIS, masih bersembunyi di hutan-hutan sekitar Poso Pesisir sampai wilayah Sausu, Kabupaten Parigi dan Napu, Kabupaten Poso.
"Wilayah pergerakan mereka ada di dalam kawasan hutan seluas sekitar 2.400 kilometer persegi. Namun keberadan mereka semakin terjepit, logistik semakin kurang dan personel keamanan terus mengepung. Insya Allah Santoso dan teman-temannya bisa segera tertangkap," jelasnya.
Ketika ditanya apakah Operasi Camar Maleo masih akan dilanjutkan, Idham mengaku belum mengetahui karena operasi ini berada di bawah kewenangan Mabes Polri. Namun, katanya, bila Operasi Camar Maleo IV berakhir 9 januari 2016 dan belum segera ada operasi lanjutan yang dikendalikan mabes Polri, Polda Sulteng akan melanjutkannya dengan operasi mandiri kewilayahan.
"Kami sedang matangkan rencana operasi mandiri ini. Sandi operasinya juga akan kami ganti, bukan lagi pakai nama Camar Maleo. Bapak Wakapolda sedang mengkajinya," ujarnya.