REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pedagang terompet mengeluh karena menjelang pergantian tahun 2015 ke 2016 pembeli saat ini tidak semarak dibanding tahun lalu. Biasanya, menjelang tahun baru dagangan sudah menipis.
"Tahun ini nampaknya pembelian terompet menurun drastis. Kalau tahun lalu sejak menjelang hari raya Natal, warga sudah antusias membeli terompet maupun topi terbuat dari kertas warna-warni," kata Anang Ruki, seorang penjual terompet di kawasan Jalan PB Sudirman, Kota Denpasar, Kamis (31/12).
Ia menuturkan, kemungkinan warga masyarakat ada kemungkinan suatu kejenuhan untuk merayakan pergantian tahun dengan meniup terompet. Namun demikian untuk mengais rezeki dari jual terompet akan tercapai pada menjelang pergantian tahun.
"Mudah-mudahan nanti menjelang pergantian tahun baru barang dagangnya habis terjual. Mudah-mudahan cuaca juga tidak hujan pada malam hari ini," ucapnya.
Anang mengatakan pihaknya membeli kerajinan terompet dari Jawa, selanjutnya menjajakan keliling di kawasan Denpasar. Harga terompet pun beragam, bergantung model dan jenisnya. "Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu," ujarnya.