REPUBLIKA.CO.ID,KULONPROGO -- Petani di Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, sudah 100 persen menerapkan sistem Gerakan Pengolahan Tanaman Terpadu dengan pola tanaman jajar legowo karena mampu meningkatkan produktivitas tanaman padi.
Ketua Kelompok Tani Bumi Rahayu Bugel Suprayitno di Kulon Progo, Kamis, mengatakan dibandingkan pada tahun 2014 produktivitas tanaman padi lebih tinggi yakni 13 ton per hektare gabah kering panen (GKP).
"Pada tahun 2014 petani yang menerapkan pola tanaman jajar legowo (tajarwo) baru 50 persen. Setelah adanya Gerakan Pengolahan Tanaman Terpadu (GPTT), 100 persen petani di Desa Bugel menerapkan tajarwo 4:1," kata Suprayitno.
Ia mengatakan produktivitas tanaman padi di Desa Bugel meningkat dua persen. Pada tahun 2014 produktivitas tanaman padi rata-rata sembilan ton per hektare GKP, sekarang produktivitas padi rata-rata 11 ton per hektare GKP.
Menurut dia, produkvitas padi ini belum maksimal karena pada saat masa tanam, tamanan padi terserang hama dan penyakit seperti jamur dan wereng cokelat.
"Serangan hama dapat diatasi berkat dukungan dari semua pihak. Hasil panen juga sangat memuaskan," katanya.
Dia mengatakan petani tidak pernah terjadi kelangkaan pupuk atau benih padi. Terkait pupuk, Kelompok Tani Bumi Rahayu telah menyusun rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) tepat waktu, sehingga kelompok tani tidak mengalami persoalan pupuk.
"Sejauh ini, kami tidak pernah kesulitan mendapatkan pupuk. Kami terlebih dahulu menyusun RDKK sesuai kebutuhan dan luasan lahan," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutana (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan berdasarkan hasil ubinan produktivitas padi di Desa Bugel yakni 7,4 kilogram atau rata-rata produktivitas 11,2 ton per hektare gkp.
Menurut dia, produktivitas padi pada akhir Desember 2015 sudah lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya sebesar 7,1 kg atau 10 ton per hektare GKP.
"Peningkatan produktivitas padi tidak terlepas dari penggunaan teknologi pertanian, pemupukan tepat waktu, benih yang bagus, penerapan pola tajarwo, pendampingan petugas penyuluh, POPT, mantri tani dan difasilitasi TNI 0731/Kulon Progo," kata Bambang.