REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR Bambang Soesatyo menyatakan tahun 2015 merupakan sejarah paling kelam bagi Partai berlambang pohon beringin.
Partai Golkar dinilai harus melakukan langkah konsolidasi di tahun yang baru agar tidak menjadi musuh publik. "Tahun 2015 merupakan tahun terkelam dalam sejarah Partai Golkar ," ujar bambang, Jumat (1/1).
Ia menjeslakan, di tahun 2015 banyak catatan yang perlu pemenahan segera dari Partai Golkar. Terlebih lagi permasalahan yang justru datangnya dari internal partai sendiri. "Jika 2015 tantangan itu datang dari dalam dengan adanya dualisme kepengurusan Partai Gokar," ujar Bambang.
Masalah ini menimbulkan desakan-desakan diadakan munas kembali untuk menyelesaikan pemasalahan yang sudah semakin dalam dan melebar. Menurutnya, jika dibiarkan maka dapat menghancurkan masa depan partai.
Lebih lanjut Bambang menegaskan, Munas Bali memang menjadi kepengurusan yang sah sesuai yang diatur AD/ART partai.
Tapi, ia mengakui tidak dapat begitu saja kepengurusan mengharuskan desakan penyatuan kembali partai Golkar dari tokoh-tokoh Golkar. "Inilah barangkali pekerjaan berat duet ARB dan Idrus Marham di awal tahun 2016," kata Bambang.