Jumat 01 Jan 2016 10:06 WIB

Soft Skill Santri Bagus, Tapi Lemah Hard Skillnya

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Damanhuri Zuhri
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ‪Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri meminta semua santri dan pelajar untuk menyiapkan diri dengan skill dan kompetensi selain ilmu agama dan akhlak. Persaingan di tahun 2016 ini akan sangat ketat.

"Apalagi mulai berlaku Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Santri yang sudah teruji pasti tekun, tangguh, akhlak dan punya soft skill yang lebih baik," katanya, Kamis, (31/12).

Namun, ujar Hanif, kalau soft skill tidak ditopang dengan hard skill dan kompetensi yang baik, pasti akan susah bersaing di era global ini. Makanya pelajar NU, para santri harus meningkatkan skill dan kompetensinya.

Menurutnya, banyak santri yang dalam ilmu agamanya dan akhlaknya baik. Namun tidak mendapatkan pekerjaan yang laik karena kurang kompetensinya.‬

‪"Kita ini harus bisa mendapatkan rezeki yang halalan toyyiban. Artinya, rezeki yang kita dapatkan itu harus halal karena dari pekerjaan yang benar, dan toyyiban, karena dari pekerjaan yang terhormat."

Tidak seperti sekarang, banyak santri dan alumni pesantren yang pekerjaannya halal tapi tidak toyyib. Mereka jadi buruh tani, tukang batu,  dan lainnya. Tugas Kemenaker membuat agar santri mendapatkan pekerjaan yang toyiban atau terhormat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement