REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Polres Metro Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat ada tiga kejadian terkait dugaan bom dan ancaman bom pada Oktober hingga Desember 2015. Ketiga temuan tersebut terjadi di kawasan yang mudah diakses publik.
Kapolrestro Tangsel, AKBP Ayi Supardan, mengatakan ancaman ledakan bom sebenarnya hanya terjadi sekali. "Baru saat malam pergantian tahun, Kamis (31/12) kemari. Dua kejadian sebelumnya tergolong reaksi waspada masyarakat terhadap dugaan adanya bom," kata Ayi ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat (1/1).
Hingga kini, ancaman ledakan bom yang terjadi di Mal Teras Kota, Serpong, tersebut masih dalam tahap penyelidikan. Dugaan terhadap motif dan pelaku ancaman masih didalami kepolisian.
Dua peristiwa lain terjadi pada 2 Oktober dan 27 Desember lalu. Pada 2 Oktober 2015, sebuah bungkusan mencurigakan dikirim ke kantor Kementerian Agama di Kencana Loka, Serpong. Setelah diamankan diketahui bahwa bungkusan itu berisi kamera beserta kabel-kabel.
Pada 27 Desember 2015, seorang nenek menitipkan sebuah tas kepada perempuan tidak dikenal di Kelurahan Pondok Karya, Pondok Aren. Karena tak kunjung diambil hingga sore hari, saksi yang dititipi tas lantas lanjut menitipkan kepada ketua RT setempat. Ketua RT pun melaporkan kepada Polsek setempat.
Setelah diamankan, tas diketahui berisi benda tak berbahaya yakni boneka anjing warna putih, deterjen cair, handuk kecil, sikat gigi ,sampo, minyak kayu putih, baju daster, sandal anak-anak, kabel listrik, dan asbak keramik.