REPUBLIKA.CO.ID, RAMADI -- Berbulan-bulan pertempuran dan serangan udara di kota yang sebelumnya dikuasai kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), membawa pukulan telak bagi kondisi Ramadi. Pejabat mengatakan 80 persen kota Ramadi rusak akibat pertempuran.
Seperti dilansir Aljazirah, Kamis (31/12), pejabat setempat Eid Amash mengatakan 80 persen dari Kota Ramadi yang merupakan ibu kota Provinsi Anbar hancur akibat pertempuran pasukan Irak dengan ISIS. Amash yang juga merupakan juru bicara dewan Provinsi Anbar kepada media Kurdi Rudaw mengatakan, beberapa distrik di Ramadi belum dibersihkan dari pejuang ISIS.
Hal senada diungkapkan anggota dewan distrik Ramadi Ibrahim al-Osej. Ia mengatakan ada kerusakan yang luas di kota sebagai akibat dari kegiatan teroris dan operasi militer. "Perkiraan awal menunjukkan lebih dari 3.000 rumah hancur," ujar Osej.
Ia mengatakan, angka tersebut nampaknya akan meningkat sebab penilaian belum dapat dilakukan mengingat wilayah tersebut belum bebas ranjau darat. "Semua air, listrik, limbah dan infrastruktur lainnya seperti jembatan, fasilitas pemerintah, rumah sakit dan sekolah telah mengalami kerusakan serius," kata Osej.
Seorang perwira operasi AS Mayor Michael Filanowski mengatakan lima jembatan di Ramadi yang terletak di Efrat dan 100 kilometer Baghdad juga mengalami kerusakan.
Pasukan Irak kini dilaporkan sedang melancarkan operasi pembersihan bom dan puing-puing dari pusat kota Ramadi. Namun Kepala Dewan provinsi Anbar Sabah Karhout mengatakan, operasi pembersihan ini berjalan lambat karena cuaca hujan.
Baca juga, Pasukan Irak Kalahkan ISIS di Ramadi.
Ramadi jatuh ke tangan ISIS pada Mei sebelum akhirnya bisa direbut kembali. Koalisi pimpinan AS telah melakukan lebih dari 600 serangan udara ke daerah tersebut sejak Juli.