Jumat 01 Jan 2016 21:51 WIB

Menteri Desa akan Hadiri Istigasah Salim Kancil

Marwan Jafar
Foto: Republika/Prayogi
Marwan Jafar

REPUBLIKA.CO.ID,LUMAJANG -- Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jakfar akan menghadiri istigasah peringatan 100 hari meninggalnya Salim Kancil di Pantai Watu Pecak, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (3/1).

"Acara itu untuk mengenang pengorbanan almarhum Salim Kancil dalam memperjuangkan kelestarian lingkungan di pesisir pantai selatan Lumajang," kata anggota Tim Advokasi Salim Kancil dan Tosan, A'ak Abdullah Al-Kudus di Lumajang, Jumat.

Ia mengatakan kegiatan itu diselenggarakan secara swadaya oleh masyarakat di Desa Selok Awar-Awar dengan harapan dapat menjadi ruang pemersatu bagi masyarakat yang peduli pada kelestarian pesisir selatan Lumajang.

"Setelah melakukan doa bersama dan istigasah, kami juga akan melakukan penanaman pohon bersama di pesisir pantai yang rusak akibat tambang itu," katanya.

Selain Menteri Desa, Percepatan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jakfar, kegiatan itu rencananya juga dihadiri oleh Pansus Pertambangan DPRD Provinsi Jawa Timur yang akan didampingi langsung oleh Bupati Lumajang As'at Malik beserta jajarannya.

"Kami juga mengharapkan kehadiran masyarakat, khususnya yang peduli terhadap pelestarian pesisir selatan Lumajang, sehingga bahu-membahu menanam pohon di pesisir selatan Lumajang itu," katanya.

A'ak berharap semua elemen masyarakat bergerak untuk menyelamatkan kawasan pesisir selatan Lumajang yang rusak akibat pertambangan karena kerusakan lingkungan yang dibiarkan akan mengancam masa depan anak cucu kita.

"Para aktivis peduli lingkungan akan terus menggalang dukungan untuk melakukan gerakan penanaman kembali di pesisir selatan, sehingga perjuangan Salim Kancil akan dilanjutkan semua warga," ucap Koordinator Laskar Hijau itu.

Selain acara doa bersama dan penghijauan, warga Desa Selok Awar-Awar juga menggelar Festival Seni Pasir pada 2 Januari 2015 di lokasi yang sama sebagai salah satu bentuk kampanye untuk melestarikan pesisir selatan Lumajang.

"Pesan yang ingin kami sampaikan bahwa pasir di Lumajang tidak harus untuk ditambang, tapi juga bisa dinikmati dan dikreasikan menjadi sebuah karya seni yang ramah lingkungan," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement