REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Paus Francis menyerukan diakhirinya kesombongan yang merendahkan sesama, penindasan, netralitas palsu yang menyebabkan konflik hingga kelaparan. Jika hal-hal tersebut mampu diatasi, bukan tidak mungkin 2016 akan menjadi lebih baik dibanding 2015.
Paus memberitahu Kongres Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan permusuhan terhadap para imigran. "Di awal tahun ini, mari kita perbaharui semuanya. Apa yang menanti kita di depan sedikit lebih baik," ujarnya seperti dilansir dari Cbc.ca, Sabtu (2/1).
Lebih dari 1 juta pengungsi dan migran dari Afrika, Timur Tengah dan Asia membanjiri Eropa pada 2015. Dia menyaksikan gerombolan pria, wanita dan anak-anak melarikan diri perang, kelaparan dan penganiayaan serta siap mempertaruhkan nyawa hanya untuk menemukan dan menghormati hak-hak dasar mereka. Paus Francis pun menekankan 2016 sebagai tahun belas kasihan sebagai jalan menuju rekonsiliasi.
Setelah semua yang terjadi, dia mengungkapkan, muncul tanda dan harapan dalam jiwa yang mengajak semua untuk percaya. "Kita tahu bagaimanapun dengan adanya tahun baru, semuanya tidak akan berubah begitu saja. Banyak masalah kemarin juga akan tetap tejadi besok, namun kita harus memiliki harapan nyata bahwa semuanya akan selesai," jelas pemimpin umat Katolik ini.
Paus mengatakan musuh perdamaian tidak hanya perang, tetapi juga ketidakpedulian, kecurigaan, ketakutan, dan upaya menghambat sesama. Ketidakadilan dan kekerasan yang sehari-hari dilakukan manusia tidak terhitung jumlahnya. Dia pun mempertanyakan, sampai kapan manusia akan terus menabur kejahatan, kekerasan dan kebencian di dunia hingga menuai korban yang tidak bersalah