Sabtu 02 Jan 2016 22:49 WIB

Mengapa Rasulullah Jadi Teladan?

Ustadz A Saefulloh MA memberikan tausiyah pada tabligh akbar yang diadakan di Masjid Besar Al-Barkah Gegesik, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (2/1).
Foto: Irwan Kelana/Republika
Ustadz A Saefulloh MA memberikan tausiyah pada tabligh akbar yang diadakan di Masjid Besar Al-Barkah Gegesik, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (2/1).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Momentum peringatan Maulid Nabi sangat penting untuk meneladani kehidupan Rasulullah SAW. Mengapa Rasulullah SAW perlu dijadikan teladan oleh setiap Muslim?

Menurut Ustadz Saefulloh MA, ada beberapa alasan mengapa kaum Muslimin perlu meneladani Rasulullah SAW. “Pertama, karena Rasulullah manusia seperti kita, sehingga kita pun dapat menelaadaninya. Kalau Rasulullah SAW merupakan malaikat, kita tidak bisa meneladani  beliau,” kata Saefulloh saat mengisi tabligh akbar di Masjid Besar Al-Barkah Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (2/1).

Kedua, ujar Saefulloh, Nabi Muhammad merupakan manusia multidimensi. “Seluruh keadaan beliau hebat. Sebagai pimpinan pemerintahan, panglima perang, pengusaha, nabi, suami, ayah. Rasulullah teladan dalam semua tempat,” tuturnya.

Ketiga, Saefulloh menambahkan, akhlak Rasulullah luar biasa. “Rasulullah tidak hanya baik dan mulia tapi juga agung. Beliau luar biasa,” ujar Saefulloh yang juga penulis buku “Atasi Masalahmu dengan 7S”.

Saefulloh mengingatkan, memperingat maulid Nabi tak cukup hanya membacakan kisah kelahirannya. “Memperingati maulid Nabi tidak hanya memperingati kelahirannya, tapi  yang lebih penting lagi adalah meneladani kehidupannya, akhlaknya, untuk kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari,” papar Saefulloh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement