REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Ekspor lada hitam Lampung selama November 2015 mencapai 641 ton dengan nilai total 18,427 juta dolar Amerika Serikat. "Ekspor lada putih pada periode yang sama nilai ekspornya mencapai 65.713 dolar dengan volume 4,09 ton," kata Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Lampung Ferynia didampingi Kepala Bidang Perdagangan Luar Negerinya Ratna Dewi di Bandarlampung, Ahad (3/1).
Ia mengatakan bahwa ekspor lada hitam asal daerah ini itu masih terus berlangsung kendati produktivitas komoditas tersebut tidak sebanyak beberapa tahun lalu. Menurutnya, lada masih merupakan komoditas andalan Lampung untuk memenuhi kebutuhan daerah ini maupun ekspor. Komoditas andalan lainnya adalah kopi, kelapa sawit, kakao, dan lainnya.
Ia menambahkan, negara tujuan utama ekspor lada Lampung, yakni Amerika Serikat, Singapura, India, Vietnam, dan Tiongkok. Sementara itu, salah satu sentra perkebunan lada di Lampung, yakni Kabupaten Lampung Timur produktivitas tanaman lada hitamnya dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan yang signifikan karena berbagai faktor.
"Saat ini produksi rata-rata tanaman lada hitam itu masih rendah, berkisar antara 500 hingga 700 kilogram per hektare, sedangkan sebelumnya bisa mencapai dua ton per hektare," kata petani lada Lampung Timur, M Toyib.
Ia menyebutkan, penurunan produktivitas itu karena beberapa faktor. Di antaranya serangan hama penyakit yang sulit untuk diidentifikasi, tanaman yang sudah tua serta faktor iklim. Selain itu, juga masih kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menanam serta merawat tanaman tersebut.
"Beberapa tahun lalu, lada hitam menjadi komoditas perkebunan yang sangat berharga dibandingkan hasil perkebunan lainnya. Namun saat ini produksinya mengalami penurunan," ujarnya. Luas area tanaman lada di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2014 mencapai 5.104,25 ha, dengan produksi 2.023,32 ton per tahun yang tersebar di sembilan kecamatan.