Ahad 03 Jan 2016 20:51 WIB

PT KAI Janji Rampungkan Pembebasan Tanah Kereta Bandara

Lokasi yang akan dilalui kereta api Bandara Soekarno-Hatta.
Foto: Antara
Lokasi yang akan dilalui kereta api Bandara Soekarno-Hatta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) berjanji akan merampungkan pembebasan tanah untuk proyek kereta Bandara Soekarno-Hatta. Pembebasan lahan ditergetkan selesai tahun ini.

"Yang paling utama ini penyelesaian tanah yang belum selesai, target saya akhir tahun ini selesai," kata Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro yang ditemui di rumah dinas Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Ahad (3/1).

Edi menyebutkan, perkembangan pembebasan tanah sudah 92 persen, yakni tinggal 100 kepala keluarga dari 800 kepala keluarga. "Putusan pertama sudah menang dan upaya terakhir ini Januari, kalau tidak menerima uang itu konsesi di pengadilan," katanya.

Tanah yang diperuntukan untuk proyek itu yakni 36,3 hektar ini dengan tanah yang sudah ada 24,2 kilometer. Sementara, tanah yang baru 12,1 kilometer, dari 12,1 km tersebut, enam kilometer sudah diselesaikan, tinggal enam kilometer lagi.

"Kalau pekerjaan sipilnya, pemasangan rel tidak ada masalah, tanah ini yang belum selesai," katanya.

PT KAI telah membayar ganti rugi 36 bidang tanah senilai Rp 50,4 miliar untuk lahan 9.723 meter persegi. Kereta api Bandara Soekarno - Hatta berangkat dari Stasiun Manggarai menuju Stasiun Bandara dengan panjang 36,3 kilometer melewati dan berhenti di Stasiun Sudimara Baru, Stasiun Duri, dan Stasiun Batu Ceper dengan waktu tempuh diperkirakan 58 menit.

Setiap hari, Railink selaku operator akan mengoperasikan 124 perjalanan dengan 10 rangkaian. Satu rangkaian terdiri dari enam hingga 10 kereta yang ditargetkan bisa membawa 33 ribu penumpang dari atau ke Bandara Soetta per harinya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement