REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Aktivis lingkungan yang tergabung dalam Wahana Lingkungan Hidup Kalimantan Tengah mengingatkan pemerintah daerah serius mengantisipasi dan mencegah kebakaran lahan agar musibah itu tidak terulang di masa mendatang.
"Kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah, khususnya pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk menjadi prioritas penanganannya. Jangan sampai musibah itu terulang lagi," kata Direktur Eksekutif Walhi Kalteng, Arie Rompas di Palangka Raya, Ahad (3/1).
Kebakaran lahan selalu menjadi momok di Kalteng setiap datangnya musim kemarau. Seperti saat kemarau 2015, kebakaran lahan terjadi sangat parah dan menyebabkan kabut asap yang mengganggu kesehatan dan aktivitas serta mengancam keselamatan masyarakat.
Aktivis yang akrab disapa Rio ini menyebut bahwa kebakaran lahan pada 2015 dinilai cukup paarah, dan mengganggu kesehatan, dan aktivitas masyarakat. Menurut data, kebakaran lahan di Indonesia pada 2015 mencapai 2.089.911 hektare. Kalteng menjadi provinsi terbesar kedua setelah Sumatera Selatan, dengan luas lahan yang terbakar mencapai 330.865 hektare.
Kabut asap yang sangat parah pada 2015 harus menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah daerah. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan harus dilakukan dengan lebih serius dan terencana agar musibah itu tidak terulang. (Pegiat Lingkungan Minta Mafia Hutan Berat).
"Jika tidak serius, sudah dapat dipastikan kebakaran hutan dan kabut asap masih akan terjadi, bahkan diprediksi lebih parah karena sifatnya akumulatif. Perlu dilakukan perlindungan dan pemulihan terhadap lahan gambut di Kalimantan Tengah," kata Arie.
Dia juga mengkritisi debat kandidat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur beberapa waktu lalu. Menurutnya, belum ada kandidat gubernur yang terlihat menawarkan program khusus untuk memprioritaskan pencegahan kebakaran lahan serta penyelamatan lingkungan sebagai agenda utamanya.