Ahad 03 Jan 2016 21:51 WIB

Puluhan Hektare Sawah Gunung Kidul Mengering

Seorang petani menanam biji palawija di areal sawah yang mengering di Indramayu, Jawa Barat, Selasa (7/7).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Seorang petani menanam biji palawija di areal sawah yang mengering di Indramayu, Jawa Barat, Selasa (7/7).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL --  Puluhan hektare tanaman padi di sawah yang ada di Desa Wareng, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengering. Kondisi ini akibat tidak ada hujan dalam beberapa pekan terakhir di wilayah tersebut.

Salah seorang petani Desa Wareng Sabariyanto di Gunung Kidul, Ahad (3/1)  mengatakan tanaman padi yang ditanamnya baru berusia sekitar tiga minggu telah mengering dan terancam gagal tumbuh. Apalagi bila tidak ada hujan dalam beberapa hari ke depan. "Sudah mulai mengering, dan sebagian besar sudah mati," kata Sabariyanto.

Ia mengatakan, hujan terakhir turun beberapa minggu yang lalu. Sehingga tanaman tidak mampu bertahan, apalagi di wilayahnya tidak ada sumur bor. "Kalau hujannya dengan intensitas tinggi itu terakhir pada pertengahan Desember, tapi kalau untuk yang hanya rintik-rintik sempat mengguyur beberapa kali," katanya.

Dia mengatakan, akibat tidak adanya hujan, puluhan hektare tanaman padi milik warga mengering dan terancam gagal tumbuh. Selain itu, petani akan merugi puluhan juta. "Di lahan saya saja sudah hampir setengah lebih yang mati mengering," katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh petani lainnya.  Loso mengaku hanya pasrah dengan kondisi yang saat ini dialami. "Ya mau gimana lagi, kondisinya memang seperti ini," kata dia.

Ia mengatakan, untuk mengantisipasi kerugian yang berlebih, petani terpaksa mulai mencangkul tanaman yang mulai mati mengering bersama tanaman penganggu yang saat ini tumbuh. Menurutnya, kalau tidak dicangkul, dikhawatikan  gulma bisa mengakibatkan tanaman lainnya ikut mati.

Loso berharap hujan segera turun agar keresahan petani bisa berkurang. "Kalau dalam dua mingggu ke depan tidak turun hujan, saya yakin banyak tanaman yang mengering dan petani akan gagal panen dalam jumlah banyak," katanya.

Ia menambahkan, bila nantinya hujan mulai mengguyur, maka petani akan mulai melakukan penanaman dengan sistem tambal sulam. "Tanaman yang saat ini hidup akan kami tanam kembali untuk mengganti tanaman yang mati," kata dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement