REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat bahwa daya serap air di Jakarta hanya 20 persen. Hal ini juga berlaku sama pada wilayah yang tingkat pembangunannya tinggi.
"Wilayah urban dan pembangunannya bagus biasanya daya serapnya jadi kecil. Contoh Jakarta saja. Dari 100 liter curah hujan hanya bisa terserap kurang dari 20 liter," ujar Ketua BMKG, Andi Sakya saat dihubungi Republika, Senin (4/1).
Andi menilai hal ini perlu jadi perhatian pemerintah memikirkan 80 persen air yang mengalir dan tidak tertampung tersebut harus bisa disiasati agar tak melulu jadi banjir. Andi mengatakan pembuatan saluran air, pembuatan embung dan sumur sumur resapan menjadi penting.
BMKG sudah memberikan alert pada daerah daerah urban ketika masa kemarau tiba maka perbaikan tanggul sungai, pembuatan biopori dan sumur resapan bisa dilakukan untuk mengantisipasi banjir di musim penghujan.