Senin 04 Jan 2016 20:17 WIB

Negara Arab Kedua yang Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Iran

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
hubungan diplomatik Iran dan Bahrain (ilustrasi)
Foto: en.mehrnews.com
hubungan diplomatik Iran dan Bahrain (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Setelah Arab Saudi memutus hubungan diplomasi dengan Iran, Bahrain juga melakukan hal yang sama, Senin (4/1). Bahrain juga meminta diplomat-diplomat Iran pergi dalam waktu 48 jam.

Menteri Urusan Media Bahrain, Isa al Hamadi mengumumkannya Senin ketika ketegangan terus meningkat antara Arab Saudi dan Iran. Pemerintah Bahrain sering menuduh Iran berada dibalik setiap unjuk rasa populasi Syiah di sana.

"Bahrain memutuskan mengakhiri hubungan diplomatik dengan Republik Islam Iran dan menyeru semua anggota misi meninggalkan kerajaan (Bahrain) dalam waktu 48 jam," kata kantor berita negara, BNA seperti dikutip Reuters.

Sebelumnya, Saudi mengatakan Iran telah gagal melindungi kedutaan besarnya di Teheran dari para pengunjuk rasa usai pengeksekusian ulama Nimr al Nimr. Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al Jubeir menuduh otoritas Iran terlibat dalam serangan.

Ia juga mengatakan banyak dokumen dan data komputer hilang dari gedung kedutaan. Menurutnya, pihak kedutaan telah meminta bantuan kementerian luar negeri Iran namun ditolak sebanyak tiga kali. Hal ini membuat Saudi memutuskan diplomatik.

Pada Aljazirah, pengamat Timur Tengah, Joseph Kechichian mengatakan tindakan pemutusan hubungan ini cukup mengejutkan. "Ini adalah ketegangan yang akan membawa malapetaka di wilayah," kata dia merujuk pada perkembangan terbaru.

Pasalnya, wilayah Timur Tengah sedang rapuh sehingga setiap perkembangan akan membutuhkan pendekatan baru untuk penyelesaian konflik. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap krisis di Suriah.

"Negara barat juga harus meningkatkan kekuatannya untuk menjaga proses perdamaian dan mendesak kedua negara melanjutkan partisipasi dalam pembicaraan damai Suriah," kata pakar Iran di Hubungan Luar Neger Dewan Eropa, Ellie Geranmayeh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement