REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Hubungan Arab Saudi dan Iran kian memburuk sebagai buntut dari eksekusi mati ulama Syiah, Sheik Nimr al-Nimr. Aksi unjuk rasa dan protes pun sempat dilakukan warga di Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran, Iran.
Sebelumnya, pada 2 Januari 2015, Pemerintah Arab Saudi memutuskan mengeksekusi mati Sheik Nimr al-Nimr, bersama 46 tahanan lainnya. Eksekusi ini menyulut protes dari Iran. Puncaknya, Iran memutuskan untuk menyudahi hubungan diplomatik dengan Saudi.
(Baca Juga: Pengunjuk Rasa Iran Serbu Kedubes Arab Saudi).
Dari dalam negeri Iran sendiri, berbagai aksi protes dilakukan warga menyusul pelaksanaan eksekusi mati ulama Syiah itu. Bahkan, sebagai bentuk protes, Kepala Dewan Kota Teheran mengusulkan mengubah nama jalan dimana Kantor Kedubes Saudi berada. Rencananya nama Jalan Boostan akan diganti Jalan Sheik Nimr, mengacu nama ulama Syiah yang dihukum mati Saudi.
Dewan Kota Teheran pun disebut bakal mengadakan rapat terkait perubahan nama jalan ini. "Usulan itu akan didiskusikan (dengan anggota Dewan Kota) pada Selasa (waktu setempat)," ujar jurnalis loka, Abas Aslani, seperti dikutip IBTimes, Senin (4/1).
(Baca: Saudi Eksekusi Mati 47 Orang dan Seorang Ulama Syiah)
Sebelumnya, sebagai bentuk protes, Pemerintah Kota Iran juga sempat mengubah jalan lokasi Kantor Kedubes Inggris pada 1981. Saat itu, Pemerintah Kota Teheran mengubah jalan, yang sebelumnya bernama Jalan Churchill, menjadi Jalan Bobby Sands. Pengubahan nama jalan itu sebagai bentuk protes atas perlakuan Pemerintah Inggris terhadap kelompok politik radikal asal Irlandia Utara, IRA.
(Baca: Fakta tentang Ulama Syiah Nimr Al Nimr)