Senin 04 Jan 2016 21:07 WIB

AS Minta Kurangi Ketegangan di Timur Tengah

Foto tokoh Syiah, Nimr An-Nimr
Foto: CNN
Foto tokoh Syiah, Nimr An-Nimr

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat pada Ahad mendesak pemimpin Timur Tengah mengambil langkah untuk mengurangi ketegangan di kawasan itu setelah Arab Saudi menghukum mati seorang ulama Syiah, yang memicu kemarahan Iran.

Hukuman mati itu memicu serangan terhadap kedutaan besar Saudi di Teheran, yang mendorong Riyadh memutuskan hubungan diplomatik. "Kami menyadari bahwa Kerajaan Arab Saudi memerintahkan penutupan perwakilan diplomatik Iran di kerajaan itu," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby mengenai perselisihan diplomatik tersebut.

"Kami yakin pelibatan diplomatik dan pembicaraan langsung masih penting untuk mengatasi perbedaan dan kami akan terus mendesak pemimpin di kawasan itu mangambil langkah untuk meredakan ketegangan," katanya.

Perselisihan diplomatik itu terjadi ketika pemimpin agung Iran mengatakan Arab Saudi akan menghadapi "pembalasan" atas eksekusi Syeh Nimr al-Nimr, pada Sabtu dan negara-negara Barat menyuarakan kecemasan mengenai peningkatan ketegangan pengikut Sunni dengan Syiah.

Nimr, 56 tahun, adalah kekuatan di balik protes-protes anti pemerintah tahun 2011 di bagian timur Arab Saudi yang kaya minyak. Ia dijatuhi hukuman mati bersama dengan 46 orang lainnya, para aktivis Syiah dan mendakwa pegaris keras Sunni, yang Kementerian Dalam Negeri Saudi katakan terlibat dalam serangan Alqaida, yang membunuh puluhan orang pada 2003 dan 2004.

Penguasa Saudi mengatakan mereka telah meminta pejabat-pejabat Iran untuk menjamin kedutaannya, tapi Teheran gagal melindunginya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement