REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu Bakar mempertimbangkan ancaman yang bakal menimbulkan fitnah tersebut. Akhirnya, dia meminta wanita mengantarnya ke kamar mandi.
"Antar aku ke kamar mandi agar bisa membersihkan diri dulu!" kata Abu Bakar meminta.
Betapa gembiranya wanita itu mendengar permintaan Abu Bakar, dia mengira sebentar lagi keinginannya akan terpenuhi. Dengan penuh semangat dia menjawab, "Tentu (akan aku antar) wahai kekasih dan buah hatiku, ini adalah sebuah ide yang bagus."
Setelah berada di dalam kamar mandi, tubuh Abu Bakar gemetar. Dia bingung harus berbuat apa agar bisa selamat dari perbuatan maksiat. Karena besar iman dan takwanya, meski gemetar, hal itu tidak membuatnya panik. Dia berdoa dalam hati.
(Baca: Harum Kesturi Abu Bakar Usai Menolak Zina)
"Ya Allah, apa yang harus aku perbuat. Berilah aku petunjuk, wahai Zat yang dapat memberi petunjuk bagi orang-orang yang kebingungan." Iman dan takwa memang membuat pikiran seseorang jernih. Meski dalam keadaan sulit, selalu ada ide brilian untuk memecahkan semua persoalan.
Tanpa pikir panjang, dia memoles semua bagian tubuhnya yang tegap itu dengan kotoran di kamar mandi sambil berkata, "Ya Rabbi, wahai Tuhanku, perasaan takutku kepada-Mu itulah yang mendorongku melakukan hal ini. Oleh karena itu, karuniakan untukku kebaikan sebagai gantinya."
Setelah memoles semua tubuhnya, dia segera keluar mendekati wanita tadi. Sontak, keadaan Abu Bakar yang penuh dengan kotoran itu membuat wanita itu jijik dan mengira jika Abu Bakar sudah gila karena mau-maunnya melumuri tubuhnya dengan kotoran yang menjijikkan.
Wanita itu lalu mengusur Abu Bakar. "Keluar kau, wahai orang gila!" pinta wanita itu kegelian melihat kotoran yang ada di tubuh Abu Bakar. (Baca Juga: Abu Bakar Digoda Perempuan Pembeli Kain)
Setelah itu, dia bergegas mengambil barang dagangannya dan segera berlari. Takut jika ada orang lain berpikir macam-macam tentang keadaannya. Setelah peritiwa itu, bau badan dari tubuh Abu Bakar berubah, yang tadinya berbau keringat, kini wanginya berganti bagaikan wangi minyak kasturi. Wanginya tubuh Abu Bakar sampai dia meninggal.
Bahkan diriwayatkan, setiap orang yang lewat di kuburannya, wangi tubuh Abu Bakar masih tercium. Sampai akhirnya, dia mendapat julukan "al-Miski" (yang harum seperti kasturi) yang ditulis di kuburannya. Allah telah memberikan untuknya sebagai ganti dari bau kotoran dengan bau minyak dari surga.