REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengungkapkan, pihaknya siap dan membuka kemungkinan untuk adanya pertemuan secara khusus dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, terkait sengketa wilayah. Pertemuan ini dapat menjadi pembicaraan damai pertama antara kedua negara, sejak 70 tahun lalu, atau selepas Perang Dunia II.
Wilayah yang masih menjadi sengketa antara kedua negara tersebut adalah empat pulau yang berada di utara Jepang. Pulau-pulau tersebut adalah Shikotan, Iturup, Kunashir, dan gugusan kepulauan Habomai.
Jepang menyebut pulau-pulau itu Wilayah Utara, sementara Rusia menyebut wilayah tersebut sebagai Kurils Selatan. Sengketa perebutan wilayah ini pun berpangkal sejak 1945, saat Rusia, yang saat itu Uni Soviet, mengakuisisi empat pulau tersebut.
Hingga kini, kedua negara belum pernah melakukan upaya pembicaraan terkait proses perdamaian di wilayah tersebut. Abe mengakui, lamanya penyelesaian damai antara kedua negara tersebut memang sesuatu yang aneh. Hal ini juga disadari oleh Putin.
''Presiden Putin dan saya berbagi pandangan yang sama, rasanya abnormal jika kedua negara tidak pernah membicarakan soal akta perdamaian selama 70 tahun, sejak berakhirnya perang (Perang Dunia II),'' kata Abe seperti dikutip Al Ahram, Senin (4/1).
Lebih lanjut, Abe mengungkapkan, pembicaraan damai itu juga akan mencakup mengenai penyelesaian konflik wilayah di Utara Jepang. Bahkan, bukan tidak mungkin jika nantinya Jepang mengundang Putin untuk melakukan kunjungan kenegaraan.
''Semua isu yang berkaitan dengan Wilayah Perbatasan Utara tidak akan bisa diselesaikan tanpa pertemuan kedua pemimpin negara. Saya akan meneruskan dialog itu dengan Presiden Putin pada saat yang tepat. Kami akan mencoba, mungkin waktu yang tepat adalah saat beliau mengunjungi Jepang,'' katanya.