Selasa 05 Jan 2016 05:19 WIB

Cara Apik Mooryati Soedibyo Merayakan Hari Kartini

Pendiri perusahaan jamu dan kosmetika berbahan tradisional Indonesia Mustika Ratu, BRA Mooryati Soedibyo menjelaskan khasiat jamu kencur saat konferensi pers jelang perayaan hari jadinya, di Kediamannya, Kawasan Menteng, Jakarta, Senin (4/1).
Foto: ANTARA FOTO/Teresia May
Pendiri perusahaan jamu dan kosmetika berbahan tradisional Indonesia Mustika Ratu, BRA Mooryati Soedibyo menjelaskan khasiat jamu kencur saat konferensi pers jelang perayaan hari jadinya, di Kediamannya, Kawasan Menteng, Jakarta, Senin (4/1).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengusaha jamu dan komestik terkemuka di Indonesia Mooryati Soedibyo berencana meluncurkan buku autobiografi atau perjalanan hidupnya saat menjelang Hari Kartini 2016.

"Buku akan diluncurkan menjelang Hari Kartini tahun ini. Sebenarnya sudah jadi, tetapi saya kalahkan untuk Hari Ulang Tahun ke-88 esok hari, Selasa  (5/1). Anak dan cucu saya bilang, ulang tahun saya juga penting," kata Mooryati yang juga Pendiri Yayasan Puteri Indonesia (YPI) tersebut pada konferensi pers Menyambut HUT ke-88 tahun Mooryati Soedibyo di Jakarta, Senin (4/1)

Wanita yang merupakan pendiri PT Mustika Ratu dan berpengaruh dalam dunia kecantikan Indonesia itu mengatakan buku autobiografi ini memiliki tebal 400-450 halaman.

Buku keenam yang ditulisnya ini menceritakan kehidupannya sejak kecil, yakni berusia 3 tahun yang tinggal di Keraton Surakarta.

Ia pun membiasakan berbahasa Jawa yang baik, belajar bertata krama, berbagai tata seni dan tradisi sarana perawatan kesehatan dan kecantikan, peribahasa, serta filosofi Keraton.

"Apa yang saya pelajari, apa yang dipesankan Bapak dan Ibu saya, semua diceritakan di buku ini. Pelajaran di Keraton contohnya, harus kuat prihatin, jangan mengandalkan keturunan karena dunia akan berubah," kata wanita yang juga gemar membaca buku ilmu ekonomi tersebut.

Sebelumnya, Mooryati telah mendokumentasikan pengetahuan tradisi dan budaya Jawa dalam buku yang ia tulis, yakni buku pertama berjudul "Seni Ngadi Saliro dan Ngadi Busono" (1978) kemudian buku "Alam Sumber Kesehatan" (1998) yang berisi ensiklopedia jamu-jamuan.

Buku ke tiganya berjudul "Pengantin Indonesia" (2000), kemudian tiga tahun setelahnya berjudul "Busana Keraton Surakarta Hadiningrat" yang juga diterbitkan dalam versi bahasa Inggris, serta buku terakhir yang ia tulis "Transforming Woman's Voices" yang bercerita pengalamannya lima tahun sebagai anggota lembaga legislatif.

Sejak merintis bisnis yang bermula meramu minuman beras kencur sendiri di garasi rumahnya pada pertengahan 1973, Mooryati pun kini sukses memperluas pasaran produksinya hingga ke lebih dari 20 negara, antara lain Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Malaysia dan Brunei Darussalam.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement