Selasa 05 Jan 2016 06:30 WIB

Gunakan Sajadah untuk Alas Menari, ‎Komnas HAM Pertanyakan Alasan Kemenag

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Komnas HAM
Foto: Antara/Reno Esnir
Komnas HAM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta Kementerian Agama (Kemenag) untuk melakukan investigasi kasus penggunaan sajadah sebagai alas menari. Kemenag pun harus menjelaskan secara terbuka kepada publik alasan penggunaan sajadh tersebut.

"Kenapa harus karpet shalat yang jelas-jelas visualnya untuk ibadah, apakah ini benar faktor kebetulan?," ujar Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Maneger Nasution, Selasa (5/1).

Menurut dia, argumen faktor kebetulan seperti disampaikan pihak Kanwil Kemenag DKI Jakarta agaknya sulit diterima nalar sehat publik, apalagi pada acara sekaliber HUT di Kemenag DKI Jakarta. Komnas HAM pun meminta Menteri Agama menjelaskan secara terbuka ke publik. 

"Apalagi banyak sekali faktor kebetulan sepanjang 2015 dan awal 2016, misalnya Alquran yang dinyanyikan dengan langgam Jawa di Istana Presiden, adzan mengiringi lagu gereja dalam Acara Natal Nasional 2015 yang dihadiri Presiden Jokowi dan Menag Lukman, Alquran dibuat untuk bahan terompet tahun baru; dan sekarang sajadah shalat buat alas menari," tutur Maneger. 

(Baca: Komentar Ustaz Arifin Ilham Soal Terompet Bersampul Alquran)

Maneger mengatakan Menteri Agama dan Kakanwil Kemenag DKI Jakarta tentu paham betul bahwa salah satu substansi HAM yang paling elementer itu adalah respek, menyelami dan menghormati perasaan serta simbol-simbol keyakinan dan identitas kultural publik. "Bangsa ini mulai defisit respek," kata dia.

Untuk itu, publik tentu mengapresiasi Menteri Agama dan Kakanwil Kemenag DKI Jakarta yang sudah minta maaf. Di samping itu publik juga tentu berharap Menteri Agama menginvestigasi kasus tersebut secara tuntas dan memberi punishment kepada yang bertanggung jawab. Yang terpenting menjamin tidak akan terulang kasus-kasus seperti itu di masa mendatang.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement